Liputan6.com, Jakarta - PT XL Axiata Tbk (EXCL) berencana mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) sekitar Rp 7 triliun pada 2021.
Untuk memenuhi belanja modal tersebut, Direktur Finance XL Axiata Budi Pramantika mengatakan, perseroan tak memiliki perencanaan khusus. Budi mengatakan, pengambilan keputusan terkait pendanaan capex akan disesuaikan dengan kondisi yang paling menguntungkan.
"Kita akan selalu berpegang pada prinsip oportunistik dari sisi pembiayaan. kita selalu melihat apakah lebih efisien menggunakan dana dari luar atau lebih efisien dana dari dalam,” kata Budi dalam video konferensi, Selasa (16/2/2021).
Advertisement
Dia menuturkan, jika pembiayaan mencatat imbal hasil yang lebih baik, perseroan akan melakukan pembiayaan dari luar. “Sebaliknya, Tapi kalau kita lihat lebih murah kita akan menggunakan dana sendiri,” ujar dia.
Dalam kesempatan yang sama, CEO XL Axiata, Dian Siswarini menekankan perseroan akan meningkatkan layanan jaringan pada 2021. Rencana tersebut merujuk pada meningkatnya aktivitas berjejaring selama pandemi COVID-19.
“Pencapaian XL Home di tahun 2020 sangat signifikan karena terakselerasi dengan covid-19 yang membuat internet activity (online) rumah jadi sangat intens dan membuat demandnya meningkat,” kata dia.
“2021 target kita adalah kita mau menggandakan jumlah homepass di jaringan XL Home,” ia menambahkan.
Saat ini, Dian mencatat ada sekitar 500 ribu homepass yang ada. Sehingga jika digandakan, EXCL akan merealisasikan sekitar 10 ribu homepass pada 2021.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Kinerja Keuangan XL Axiata pada 2020
Sebelumnya, PT XL Axiata Tbk (EXCL) mencatat pendapatan naik tipis pada 2020. Perseroan mencetak pendapatan Rp 26 triliun pada 2020 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 25,13 triliun.
Mengutip dari keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (15/2/2021), PT XL Axiata Tbk mencatat keuntungan dari penjualan dan sewa balik menara melonjak 387,44 persen menjadi Rp 2,06 triliun pada 2020 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 422,87 miliar.
Perseroan menekan beban infrastruktur dari Rp 9,47 triliun pada 2019 menjadi Rp 7,97 triliun pada 2020. Beban penjualan dan pemasaran susut dari Rp 1,97 triliun pada 2019 menjadi Rp 1,80 triliun pada 2020.
Sementara itu, laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk merosot 47,85 persen dari Rp 712,57 miliar pada 2019 menjadi Rp 371,59 miliar pada 2020. Laba bersih per saham dasar dan dilusi tercatat turun menjadi 35 pada 2020 dari periode sama tahun sebelumnya 67.
PT XL Axiata Tbk mencatat liabilitas jangka pendek turun menjadi Rp 18,85 triliun pada 2020 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 21,29 triliun. Liabilitas jangka panjang tercatat naik menjadi Rp 29,75 triliun pada 2020 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 22,31 triliun.
Jumlah ekuitas tercatat naik menjadi Rp 19,13 triliun pada 2020 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 19,12 triliun. Perseroan kantongi kas mencapai Rp 2,96 triliun pada 31 Desember 2020 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,60 triliun pada 2019.
Advertisement