Liputan6.com, Jakarta - Sektor properti kini mendapatkan stimulus seiring ada pelonggaran uang muka atau down payment (DP) 0 persen untuk kredit kepemilikan rumah (KPR). Hal ini setelah Bank Indonesia (BI) melonggarkan ketentuan loan to value kredit dan pembiayaan properti 100 persen.
Dengan ada kebijakan itu, Direktur PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) Hermawan Wijaya menyambut positif. Kebijakan DP 0 persen dinilai dapat mendorong penjualan pengembangan. Apalagi ditambah suku bunga acuan yang rendah. Bank Indonesia (BI) kembali memangkas suku bunga acuan 25 basis poin menjadi 3,5 persen.
“Kami harapkan dengan tingkat suku bunga yang cukup rendah untuk KPR. DP yang bisa nol persen tentunya memberikan keleluasaan konsumen untuk membeli hunian,” tutur dia saat dihubungi Liputan6.com lewat pesan singkat, ditulis Sabtu (20/1/2021).
Advertisement
Baca Juga
Meski demikian, Hermawan menuturkan, kebijakan DP nol persen tersebut tidak semua dilakukan oleh bank karena mengikuti ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Bank Indonesia (BI) menyebutkan hanya bank dengan non performing loan (NPL) atau rasio kredit bermasalah di bawah 5 persen yang bisa memberikan KPR DP 0 persen.
Selain ada ketentuan bank, Ia menambahkan, dengan pencairan KPR yang tidak melihat perkembangan pembangunan juga akan menambah likuiditas pengembang. "Sekarang ini ada batasan drawdown KPR melihat progress pembangunan,” ujar dia.
Untuk target marketing sales atau pra penjualan perseroan, Hermawan mengharapkan dapat mencapai Rp 7 triliun pada 2021. Hal itu proyek BSD City, Kota Wisata dan Grand Wisata.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Kata Analis Soal Kebijakan DP 0 Persen untuk KPR
Sebelumnya, Analis PT Kiwoom Securities, Sukarno Alatas menuturkan, kebijakan BI soal DP nol persen untuk KPR berpotensi meningkatkan bisnis properti yang diharapkan meningkatkan permintaan. Dengan demikian, diharapkan dapat mengangkat kinerja emiten properti.
"Berpotensi meningkatkan penjualan dan dari pembiayaannya lebih meningkat lagi. Kinerjanya akan membaik,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com, Jumat pekan ini.
Sukarno menilai, kebijakan BI tersebut akan meminimalkan dampak perlambatan ekonomi meski belum optimal. Hal ini mengingat daya beli masyarakat masih lesu.
"Tingkat pengangguran masih tinggi akibat COVID-19. Jadi daya beli minim. Ekonomi belum pulih jadi belum maksimal ya pastinya sentimen positif untuk sektor tersebut,” kata dia.
Dengan ada sentimen positif itu, Sukarno memilih saham properti yang dapat dicermati seperti PT Ciputra Development Tbk (CTRA), PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA), PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI), PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN), PT Trimitra Propertindo Tbk (LAND), PT Pakuwon Jati Tbk (PWON), dan PT Bekasi Fajar Estate Tbk (BEST). Ia merekomendasikan trading buy.
"Untuk saham-saham yang masih turun boleh gunakan strategi buy on weakness pada level support yang dianggap kuat,” kata dia.
Advertisement