Liputan6.com, Jakarta - Beragam sentimen positif diberikan pemerintah untuk mendorong industri otomotif dan properti di Tanah Air, salah satunya DP 0 persen. Ketentuan ini akan mulai berlaku 1 Maret 2021.
Melihat peluang ini, Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji Gusta menegaskan kedua sektor emiten memiliki peluang besar untuk bertumbuh pada 2021.
"Suku bunga rendah tentu memiliki dampak untuk industri otomotif dan properti. Jadi keduanya tentu memiliki peluang besar untuk bertumbuh sepanjang tahun ini," ujar dia kepada Liputan6.com, Senin (22/2/2021).
Advertisement
Baca Juga
Saat disingung rekomendasi saham yang sektor properti, Nafan memiliki prediksi cukup banyak saham yang akan berkembang, salah satunya datang dari PT Agung Podomoro Land Tbk. (APLN).
"Untuk sektor properti cukup banyak ya, PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE), lalu PT Ciputra Development Tbk. (CTRA) dan PT Summarecon Agung Tbk (SMRA)," ujarnya.
Sedangkan untuk industri otomotif, Nafan mengatakan, sektor pendukung otomotif seperti suku cadang dan ban juga bisa mengalami pertumbuhan akibat sentimen positif ini.
"Kalau otomotif masih PT Astra International Tbk. (ASII), lalu ada juga produsen ban PT Gajah Tunggal Tbk. (GJTL) ya," tuturnya.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Pilih Emiten Properti Atau Otomotif?
Sentimen positif untuk sektor otomotif dan properti diberikan pemerintah. Salah satu yang banyak menarik perhatian ialah DP 0 persen untuk pengajuan kredit yang mulai berlaku 1 Maret 2021.
Melihat hal ini, Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji Gusta menegaskan keduanya memiliki peluang cukup besar untuk bertumbuh sepanjang 2021.
"Untuk otomotif, terdapat juga insentif pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) untuk kendaran baru, lalu relaksasi kredit mobil yang sedang direncanakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), itu dapat memicu pemulihan penjualan mobil tahun ini," ujar dia kepada Liputan6.com, Senin (22/2/2021).
Tak hanya itu, tren suku bunga yang rendah juga memberikan keuntungan lebih bagi industri otomotif. Hal ini diyakini mampu memikat masyarakat untuk melakukan pembelian kendaraan dengan sistem kredit.
"Industri otomotif juga bisa memanfaatkan moment Idul Fitri. Saat ini juga sudah mulai vaksin ke masyarakat, nah ini juga bisa menjadi pendorong bagi industri otomotif," tuturnya.
Sementara itu, pada penutupan perdagangan saham sesi pertama, Senin, 22 Februari 2021, saham ASII turun tipis 0,43 persen ke posisi 5.750 per saham. Saham PT Indomobil Sukses International Tbk (IMAS) naik 0,39 persen ke posisi Rp 1.285 per saham.
Dari emiten properti, Nafan menjelaskan bila perusahaan di sektor ini memiliki peluang pemulihan sektor pendapatan berulang (recurring income).
"Pemulihan ekonomi yang terjadi tahun ini diharapkan mampu menambah penerimaan perusahaan properti yang melakukan sewa gedung dan tempat," ujar dia.
Tak hanya itu, tren suku bunga yang rendah juga membuat marketing sales perusahaan properti mulai mengalami perbaikan sejak akhir 2020.
"Bank Indonesia yang memangkas suku bunga acuan akan berimbas pada penurunan bunga kredit. Hal ini memiliki dampak pada naiknya minat masyarakat untuk membeli properti," ujarnya.
Kenaikan inflasi di Indonesia juga disebutkan Nafan mampu membuat performa emiten properti mengalami kenaikan. Hal ini diharapkan mampu membuat daya beli masyarakat naik dan memulihkan minat melakukan pembelian aset properti.
Sementara itu, saham PT Summarecon Agung Tbk (SMRA)Â naik 1,63 persen ke posisi Rp 935 per saham. Saham SMRA sempat berada di level tertinggi 940 dan terendah 890 per saham.
Saham PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) melemah tipis 0,54 persen ke posisi Rp 184 per saham. Saham PT Ciputra Development Tbk (CTRA) susut 1,7 persen ke posisi Rp 1.155 per saham. Saham PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) naik tipis 0,40 persen ke posisi Rp 1.260 per saham.
Advertisement