Liputan6.com, Jakarta - Saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) atau Telkom mampu menguat signifikan pada perdagangan saham Selasa, 23 Februari 2021. Bahkan investor asing juga borong saham Telkom pada awal pekan ini.
Mengutip data RTI, saham TLKM naik 9,46 persen ke posisi Rp 3.470 per saham. Saham TLKM sempat berada di level tertinggi 3.480 dan terendah 3.200 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 57.553 kali dengan nilai transaksi Rp 1,3 triliun. Investor asing borong saham Telkom sebanyak Rp 580,9 miliar.
Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menuturkan, harga saham TLKM melonjak didorong pengembangan jaringan 5G, ekspansi bisnis dengan investasi di Gojek, dan rencana penawaran saham perdana anak usaha Mitratel atau PT Dayamitra Telekomunikasi. "Good for company,” kata dia.
Advertisement
PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) melalui MDI ventures menyatakan sudah investasi di 50 perusahaan rintisan. Dengan investasi di perusahaan rintisan tersebut diharapkan dapat menjadi pendorong pendapatan Telkom.
Baca Juga
Direktur Strategic Portfolio PT Telkom Indonesia Tbk, Budi Setyawan Wijaya menuturkan, di tengah pandemi COVID-19, banyak kebutuhan masyarakat yang dapat dilayani oleh perusahaan rintisan atau start-up. Untuk menangkap potensi perusahaan rintisan tersebut, Telkom telah mendirikan MDI Ventures untuk investasi di perusahaan rintisan digital.
“Kami mendirikan vehicle MDI. Saat ini berfungsi sebagai corporate venture capital kita. Di mana dana kelolaan investasinya size lumayan besar. Sudah invest di 50 perusahaan berpotensi ke depannya bisa menopang revenue driver Telkom,” ujar dia dalam acara capital market outlook 2021, ditulis Rabu (24/2/2021).
Budi menuturkan, pihaknya akan mempertimbangkan aspek sinergi untuk menyuntikkan modal di perusahaan rintisan. Selain itu,Telkom juga akan memperkuat posisinya di ekosistem digital lewat perusahan rintisan tersebut.
“Kami adalah corporate venture capital. Dinilai pertama aspek sinergi, sinergi produk dengan lini bisnis grup kita akan matching pertama kali. Start up perkuat posisi kita di ekosistem digital. Dua hal jadi prasyarat dan strategi mencari aset yang akan kita masuki. Tidak semata-mata gain, capital gain,” ujar dia.
Budi menambahkan, pada 2021, pihaknya masih fokus ke domestik. Pihaknya melihat pasar di domestik sangat besar untuk digital. “Market di domestik sangat besar untuk digital, ekosistem berkembang sangat bagus di fintech, kesehatan korelasi dengan pandemi COVID-19, logistik, area fokus 2021,” tutur dia.
Budi mengatakan, Telkom yang bergerak di sektor telekomunikasi tidak terlalu berdampak signifikan seiring ada pandemi COVID-19. Ini juga sejalan dengan sektor farmasi dan kesehatan. Pihaknya pun menargetkan dapat tumbuh positif pada 2021.
“Kami masih menargetkan pertumbuhan positif dari sisi revenue dan income. Yang jelas pasti berusaha ekspekstasi investor,” kata dia.
Hingga kuartal III 2020, Telkom mencatat pendapatan konsolidasi Rp 99,94 triliun dan laba bersih mencapai Rp 16,68 triliun.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Pendanaan Perusahaan Rintisan
Selain itu, Telkom juga bekerja sama dengan pihak ketiga untuk masuk ke perusahaan rintisan. Dana kelolaan pun tersebar ke berbagai sektor.
"Dana kelolaan USD 600 juta, tetapi juga bekerja sama dengan pihak ketiga USD 230 juta. Kami bekerja sama dengan Kookmin Korea, bekerja sama dengan perusahaan di Belanda. Raise dan kelola dana total USD 830 juta, ini tersebar ke berbagai ekosistem care health, logistik dan area lain,” ujar dia.
Terkait dampak investasi di Gojek pada 2020, Budi menuturkan, sudah ada sinergi yang muncul. “Gojek memang semangat kita tak semata-mata capital gain, dari sisi sinerginya muncul beberapa service, dari paket siap online, akan diconvert jadi pelanggan Telkomsel. Kerja sama area lain advertising,” kata dia.
Budi menambahkan, pihaknya juga akan mendorong industri digital Indonesia untuk terus berkembang dan akan ikut berpartisipasi.
Advertisement