Liputan6.com, Jakarta - Mengawali 2021, sejumlah emiten akan menggelar aksi korporasi terutama untuk mencari pendanaan. Salah satunya melalui penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue. Sejumlah emiten itu menggelar right issue untuk menambah modal hingga membayar utang.
Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada menuturkan, right issue ini bukan hal yang baru di pasar modal. Dia mengatakan, right issue dipilih oleh emiten karena mekanismenya yang lebih mudah dan cepat dibandingkan model penghimpunan dana lainnya, seperti dari perbankan.
"Right issue dipilih kemungkinan lebih mudah dan lebih cepat mendapatkan pendanaan,” kata dia kepada Liputan6.com, ditulis Sabtu (27/2/2021).
Advertisement
Untuk investor, Reza menyarankan agar terlebih dulu mencermati penggunaan dana right issue perusahaan. Selanjutnya, menilik berapa potensi kontribusi dana tersebut terhadap kinerja emiten ke depan.
Baca Juga
Adapun emiten yang akan gelar rights issue, salah satunya PT Bank Jago Tbk (ARTO). PT Bank Jago Tbk akan menawarkan saham sebanyak-banyaknya 3 miliar saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Bank Jago menetapkan harga rights issue Rp 2.350 per saham. Total dana dana yang akan diraup sebanyak-banyaknya Rp 7,05 triliun.
Dalam keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Sekretaris Perusahaan PT Bank Jago Tbk, Tjit Siat Fun menyatakan, dana hasil rights issue untuk memperkuat struktur modal terkait pemenuhan aturan modal minimum bank, ekspansi usaha dan investasi di infrastruktur teknologi informasi serta sumber daya manusia.
Selain itu, ada PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) akan menggelar penambahan modal dengan mekanisme hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) II atau rights issue sebanyak-banyaknya 3,61 miliar saham. Jumlah saham yang ditawarkan itu 25 persen dari modal disetor perseroan.
Perseroan menggelar right issue untuk memperkuat struktur permodalan dan modal kerja untuk pengembangan usaha perseroan baik secara langsung dan tidak langsung melalui entitas anak.
Saat dikonfirmasi mengenai rencana rights issue, Sekretaris Perusahaan PT Summarecon Agung Tbk, Jemmy Kusnadi menuturkan, dana hasil rights issue untuk memperkuat struktur modal dan sebagian membayar utang perseroan.
Terkait harga pelaksanaan rights issue, Jemmy menuturkan, hal itu akan ditentukan mendekati waktu pelaksanaan. “Kami memberikan kesempatan kepada seluruh pemegang saham untuk berpartisipasi dalam aksi korporasi ini,” tutur dia saat dihubungi Liputan6.com.
**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Rights Issue FREN hingga CENT
Emiten lain yang akan menggelar rights issue seperti PT Smartfren Telecom Tbk (FREN). FREN akan menawarkan sebanyak-banyakanya 7 miliar saham atas nama seri C dengan nilai nominal Rp 100 per saham.
Selain itu, perseroan juga menerbitkan waran yang melekat pada saham hasil HMETD. Jumlah itu sekitar 34,9 persen dari seluruh saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh. Dana hasil rights issue FREN akan digunakan untuk pembayaran pinjaman dan modal kerja.
PT Yelooo Integra Datanet Tbk (YELO) akan menerbitkan saham sebanyak-banyaknya 1,99 miliar saham dengan nilai nominal Rp 50. Jumlah saham yang ditawarkan itu 262 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan. Dana hasil rights issue akan digunakan untuk pengembangan usaha dan modal kerja.
Lalu ada PT Centratama Telekomunikasi Tbk (CENT) juga mengeluarkan saham baru dengan sebanyak-banyaknya 34 miliar saham dengan nilai nominal Rp 100.
Perseroan akan menggunakan dana rights issue untuk belanja modal dan modal kerja serta mendukung bisnis perseroan. Bagi pemegang saham yang tidak melaksanakan HMETD, persentase kepemilikannya atas perseroan akan terdilusi sebanyak-banyaknya 52 persen.
Advertisement
Rights Issue SAME hingga PGJO
Kemudian ada PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME). Pengelola rumah sakit Omni ini akan menawarkan saham 5,99 miliar saham dengan nilai nominal Rp 20. Jumlah saham yang ditawarkan itu setara 50,42 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan. Target dana yang diperoleh Rp 1,19 triliun. Dana hasil rights issue akan digunakan untuk pinjaman dan modal kerja.
PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) juga akan menggelar rights issue dengan menawarkan sebanyak-banyaknya 832,72 juta saham dengan nilai nominal Rp 100. Harga pelaksanaan Rp 300 per saham. Target dana dari rights issue yang akan diraih Rp 240,81 miliar.
PT Akulaku Silvrr Indonesia sebagai pemegang saham utama perseroan telah menyatakan kesanggupannya untuk melaksanakan seluruh hak yang dimilikinya.
Dana hasil rights issue akan digunakan untuk modal kerja berupa penyaluran kredit dan kegiatan operasional perbankan lainnya.
PT Bank BJB Tbk (BJBR) juga akan rights issue dengan menerbitkan saham sebanyak-banyaknya 925 juta saham seri B dengan nilai nominal Rp 250. Jumlah saham itu setara 9,4 persen dari total jumlah saham yang ditempatkan dan disetor penuh. Perseroan akan menggunakan dana rights issue ini untuk ekspansi kredit perseroan.
PT Tourindo Gude Indonesia Tbk (PGJO), perusahaan bergerak di bidang penyedia jasa digital travel marketplace akan rights issue dengan menawarkan sebanyak-banyaknya 918,75 juta saham seri B dengan nilai nominal Rp 50. Harga pelaksanaan rights issue Rp 50. Total dana yang akan diraup dari hasil rights issue ini sebesar Rp 45,93 miliar. Dana hasil rights issue akan digunakan untuk modal kerja perseroan.