Liputan6.com, Jakarta - PT MNC Vision Networks Tbk (IPTV) memberikan penjelasan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) terkait kabar penjajakan penggabungan atau merger anak usahanya Asia Vision Network yang kelola Vision+ dengan Malacca Straits Acquisition Co Ltd.
Hal itu menanggapi Surat Bursa Efek Indonesia (BEI) Nomor:S-01599/BEI.PP2/02-2021 pada 25 Februari 2021.
"Bahwa subtansi ini berita adalah benar adanya, tetapi penyampaian kepada media bukan dilakukan oleh perseroan,” tulis Sekretaris Perusahaan IPTV, Muharzi Hasril dalam keterbukaan informasi BEI, Sabtu (27/2/2021).
Advertisement
Baca Juga
Perseroan belum dapat menjelaskan lebih detil mengenai aksi tersebut. Hal ini mengingat belum ada proses filling yang dilakukan.
"Perseroan tidak diperbolehkan untuk mengungkapkan segala hal berkaitan dengan prose situ mengingat ada keterlibatan dua otoritas bursa yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Bursa Efek Nasdaq serta Securities Exchange Commission (SEC) sebagai otoritas yang berhak memberikan persetujuan untuk dilakukannya transaksi tersebut.
"Tidak terdapat informasi, fakta, kejadian penting lainnya yang material sehingga dapat mempengaruhi harga efek perseroan serta kelangsungan hidup perseroan yang belum diungkapkan kepada publik,” ujar dia.
**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Bakal Jadi Pemegang Saham Terbesar
Sebelumnya mengutip Bloomberg, IPTV dikabarkan sedang dalam pembicaraan untuk menggabungkan Vision+, bisnis layanan streaming yang dikenal sebagai Netflix Indonesia dengan perusahaan Malacca Straits Acquisition Co.
Selain Vision+ yang dikenal sebagai over-the-top (OTT) , MNC Play penyedia broadband dan TV box provider yang merupakan bagian dari MNC Vision Networks juga dikabarkan akan ikut serta dalam transaksi itu. “MNC yang dikendalikan oleh Hary Tanoesodibjo siap memasukkan ekuitasnya ke dalam transaksi, menjadikannya sebagai pemegang saham terbesar dari entitas gabungan,” ujar sumber dikutip dari Bloomberg.
Sumber itu menyebutkan, Malacca Straits telah memulai diskusi dengan investor termasuk investor Tiga Investments milik Ray Zage. Mereka berupaya kumpulkan USD 50 juta atau lebih dalam ekuitas baru untuk mendukung transaksi yang ditetapkan. Dengan demikian, perusahaan gabungan itu akan memiliki nilai perusahaan USD 600 juta. Transaksi tersebut dikabarkan diumumkan paling cepat bulan depan.
Vision+ yang diluncurkan pada 2019 memiliki 1,6 juta pelanggan berbayar dan lebih dari 32 juta pengguna aktif bulanan. Sementara MNC Play memiliki sekitar 300 ribu pelanggan.
Sementara itu, Malacca Stratis Acquition Co dipimpin oleh CEO Kenneth Ng yang didukung oleh investor Argyle Street Management Ltd. Dua institus ini telah mengumpulkan dana USD 144 juta dalam penawaran saham perdana pada Juli di bursa Nasdaq. Pihaknya akan fokus mencari target di Asia Tenggara.
Advertisement