Sukses

Dua Perusahaan Investasi Siap Beli Hertz Senilai Rp 59,87 Triliun

Hertz, merupakan perusahaan rental mobil yang akan mengalami kebangkrutan sejak awal pandemi atau tepatnya Mei tahun lalu.

Liputan6.com, Jakarta - Dua perusahaan investasi setuju untuk membeli Hertz dengan nilai USD 4,2 miliar atau sekitar Rp 59,87 triliun (asumsi kurs Rp 14.256 per dolar AS). Hal ini dilakukan untuk mengeluarkan perusahaan dari bencana kebangkrutan.

Kedua perusahaan tersebut ialah Knighthead Capital Management dan Certares Opportunities. Siap membeli seluruh perusahaan, rencana tersebut perlu mendapat persetujuan dari pengadilan.

Seperti dilansir CNN, Rabu (3/3/2021), Hertz, merupakan perusahaan rental mobil yang akan mengalami kebangkrutan sejak awal pandemi atau tepatnya Mei tahun lalu.

Penghentian total perjalanan udara di musim semi terbukti menjadi pukulan berat untuk Hertz. Hal ini karena sekitar dua pertiga pendapatan sewa mobil berasal dari lokasi bandara.

Seperti banyak perusahaan yang dipaksa bangkrut pada 2020, Hertz telah berjuang dengan kerugian dan masalah kompetitif sebelum terjadinya pandemi.

"Kami telah membuat kemajuan luar biasa. Mengubah posisi bisnis kami saat kami mempersiapkan peningkatan permintaan perjalanan saat pandemi mereda," kata CEO Hertz, Paul Stone.

 

 

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Perseroan Alami Kerugian

Pada 2020, Hertz kehilangan USD 1,7 miliar, angka tersebut naik dari kerugian sebelumnya yakni USD 55 juta pada 2019. Tak hanya itu, pendapatan perusahaan juga aanjlok 46 persen, atau USD 4,5 miliar tahun lalu.

Selama periode 2014 hingga 2019, perusahaan hanya melaporkan dua tahun yang menguntungkan dalam periode enam tahun.

"Dukungan dari pembeli yang diusulkan menunjukkan kepercayaan mereka pada potensi pertumbuhan Hertz. Selain itu, mereka membawa pengalaman berharga dalam industri perjalanan dan rekreasi," ujar Stone.

Sebagai informasi, Hertz memangkas 12 ribu karyawan Amerika Serikat dan 2.000 karyawan internasional lainnya tahun lalu. Setelah menutup lokasi dan menjual hampir 200.000 kendaraan, sambil mengerem pembelian kendaraan baru.