Sukses

IHSG Susut 0,44 Persen, Investor Asing Belanja Saham BBCA hingga BRIS

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 0,44 persen atau 27,75 poin ke posisi 6.263,04 pada pra pembukaan perdagangan.

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih melanjutkan koreksi pada perdagangan saham Jumat (5/3/2021). Hal ini seiring bursa saham Asia dan wall street yang tertekan.

Mengutip data RTI, IHSG melemah 0,44 persen atau 27,75 poin ke posisi 6.263,04 pada pra pembukaan perdagangan. IHSG dibuka susut 0,64 persen atau 40 poin ke posisi 6.250. Indeks saham LQ45 tergelincir 0,76 persen ke posisi 941,94. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.

Sebanyak 251 saham melemah sehingga seret IHSG tertekan. 128 saham diam di tempat dan 74 saham menguat. Pada awal sesi perdagangan, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.266,88 dan terendah 6.245,30.

Total frekuensi perdagangan saham 86.399. Total volume perdagangan saham 1,4 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 923,4 miliar. Investor asing beli saham Rp 39,5 miliar di pasar reguler. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 14.235.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor saham keuangan naik 0,29 persen. Sektor saham tambang turun 2,45 persen, dan memimpin penurunan terbesar. Diikuti sektor saham perdagangan melemah 1,39 persen dan sektor saham konstruksi turun 1,34 persen.

Mengutip Ashmore, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah ke posisi 6.290 pada perdagangan Kamis, 4 Maret 2021 seiring saham kapitalisasi besar yang tertekan. Lonjakan imbal hasil obligasi AS baru-baru ini, jika dipertahankan, kemungkinan akan memiliki implikasi yang berbeda bagi bank sentral Asia Tenggara.

Bukan hanya kenaikan cepat dalam biaya pinjaman acuan yang berdampak untuk prospek kawasan di wilayah Asia Tenggara, tetapi juga berdampak terhadap mata uang dan likuiditas.

Sementara itu, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street tertekan seiring imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun menguat di atas 1,5 persen dan sektor saham teknologi melemah.

Saham teknologi terjadi aksi jual seiring pelaku pasar mencermati pernyataan Ketua the Federal Reserve Jerome Powell. 9 dari 11 sektor saham cenderung tertekan, IT mencatat penurunan 2,3 persen.

 

 

 

 

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 4 halaman

Gerak Saham

Saham-saham yang menguat tajam atau top gainers antara lain saham VINS naik 34,40 persen, saham VICO melonjak 34,19 persen, saham DADA naik 29,63 persen, saham BMAS meroket 25 persen, dan saham BOLT menanjak 21,95 persen.

Sedangkan saham-saham yang melemah tajam atau top losers antara lain saham NZIA susut 6,98 persen, saham TRUK tergelincir 6,91 persen, saham IDPR merosot 6,9 persen, saham MYTX merosot 6,9 persen dan saham INCO turun 6,79 persen.

3 dari 4 halaman

Aksi Investor Asing

Pada awal perdagangan, investor asing membeli sejumlah saham bank. Investor asing beli saham BBCA sebesar Rp 26,8 miliar, saham BMRI sebesar Rp 6,8 miliar, saham ASII sebesar Rp 6 miliar, saham BRIS sebesar Rp 5,9 miliar dan saham BBRI sebesar Rp 3,1 miliar.

Sedangkan saham-saham yang dilepas investor asing antara lain saham UNTR sebanyak Rp 6,5 miliar, saham TCPI sebesar Rp 4,1 miliar, saham INDF sebesar Rp 2,2 miliar, saham UNVR sebesar Rp 2,1 miliar dan saham IPTV sebesar Rp 888,9 juta.

4 dari 4 halaman

Bursa Saham Asia

Bursa saham Asia cenderung tertekan. Indeks saham Hong Kong Hang Seng merosot 2,01 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi tergelincir 1,71 persen, indeks saham Jepang Nikkei turun 2,11 persen.

Lalu indeks saham Shanghai melemah 1,17 persen, indeks saham Singapura turun 0,56 persen dan indeks saham Taiwan merosot 0,34 persen.