Sukses

BEI Buka Suspensi Saham 4 Bank Mini

BEI membuka suspensi empat saham bank kecil pada perdagangan saham Jumat, 5 Mei 2021.

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) membuka penghentian sementara perdagangan (suspensi) saham empat bank kecil pada perdagangan saham Jumat (5/3/2021).

Mengutip keterbukaan informasi BEI, perdagangan saham bank kecil yang dibuka tersebut antara lain saham PT Bank Capital Indonesia Tbk (BACA) di pasar reguler dan pasar tunai. Selain itu, waran seri III PT Bank Capital Indonesia Tbk di seluruh pasar.

Lalu BEI juga buka suspensi saham PT Bank QNB Indonesia Tbk (BKSW), PT Bank IBK Indonesia Tbk (AGRS), dan PT Bank Maspion Indonesia Tbk (BMAS) di pasar reguler dan pasar tunai.

Sebelumnya BEI suspensi tujuh saham bank kecil pada Kamis, 4 Maret 2021. Saham bank kecil yang belum dibuka antara lain saham PT Bank Artha Graha Internasional Tbk (INPC), PT Bank Bumi Arta Tbk (BNBA), dan PT Bank Harda Internasional Tbk (BBHI).

 

 

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Pembukaan IHSG pada 5 Maret 2021

Sebelumnya, gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih melanjutkan koreksi pada perdagangan saham Jumat 5 Maret 2021. Hal ini seiring bursa saham Asia dan wall street yang tertekan.

Mengutip data RTI, IHSG melemah 0,44 persen atau 27,75 poin ke posisi 6.263,04 pada pra pembukaan perdagangan. IHSG dibuka susut 0,64 persen atau 40 poin ke posisi 6.250. Indeks saham LQ45 tergelincir 0,76 persen ke posisi 941,94. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.

Sebanyak 251 saham melemah sehingga seret IHSG tertekan. 128 saham diam di tempat dan 74 saham menguat. Pada awal sesi perdagangan, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.266,88 dan terendah 6.245,30. Total frekuensi perdagangan saham 86.399. Total volume perdagangan saham 1,4 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 923,4 miliar. Investor asing beli saham Rp 39,5 miliar di pasar reguler. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 14.235.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor saham keuangan naik 0,29 persen. Sektor saham tambang turun 2,45 persen, dan memimpin penurunan terbesar. Diikuti sektor saham perdagangan melemah 1,39 persen dan sektor saham konstruksi turun 1,34 persen.

Saham-saham yang menguat tajam atau top gainers antara lain saham VINS naik 34,40 persen, saham VICO melonjak 34,19 persen, saham DADA naik 29,63 persen, saham BMAS meroket 25 persen, dan saham BOLT menanjak 21,95 persen.

Sedangkan saham-saham yang melemah tajam atau top losers antara lain saham NZIA susut 6,98 persen, saham TRUK tergelincir 6,91 persen, saham IDPR merosot 6,9 persen, saham MYTX merosot 6,9 persen dan saham INCO turun 6,79 persen.

Pada awal perdagangan, investor asing membeli sejumlah saham bank. Investor asing beli saham BBCA sebesar Rp 26,8 miliar, saham BMRI sebesar Rp 6,8 miliar, saham ASII sebesar Rp 6 miliar, saham BRIS sebesar Rp 5,9 miliar dan saham BBRI sebesar Rp 3,1 miliar.

Sedangkan saham-saham yang dilepas investor asing antara lain saham UNTR sebanyak Rp 6,5 miliar, saham TCPI sebesar Rp 4,1 miliar, saham INDF sebesar Rp 2,2 miliar, saham UNVR sebesar Rp 2,1 miliar dan saham IPTV sebesar Rp 888,9 juta.

Bursa saham Asia cenderung tertekan. Indeks saham Hong Kong Hang Seng merosot 2,01 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi tergelincir 1,71 persen, indeks saham Jepang Nikkei turun 2,11 persen.

Lalu indeks saham Shanghai melemah 1,17 persen, indeks saham Singapura turun 0,56 persen dan indeks saham Taiwan merosot 0,34 persen.