Liputan6.com, Jakarta - Perubahan perilaku konsumen mendorong banyak lembaga keuangan berbondong-bondong menyiapkan bank digital. Bahkan, sejumlah bank besar tanah air diketahui tengah menyiapkan bank digital.
Sejalan dengan tren tersebut, PT Bank Ganesha Tbk (BGTG) mengaku belum memiliki rencana untuk menjadi bank digital. Hal ini disampaikan Direktur Kepatuhan Bank Ganesha, Sugiarto Surjadi dalam Public Expose Insidentil yang digelar secara daring pada hari ini.
“Bank Ganesha belum ada rencana untuk menjadi Bank Digital. Namun kalau kita melihat keadaan dari pasar ini yang sejak tahun 2018 Bank Ganesha telah melakukan transformasi digital,” kata Sugiarto, Jumat (5/3/2021).
Advertisement
Baca Juga
Adapun transformasi digital tersebut dimaksudkan untuk memudahkan nasabah untuk melakukan transaksi, seiring dengan perkembangan teknologi dan perubahan perilaku nasabah.
Baru-baru ini salah satu yang sedang bertransformasi menjadi bank digital dan ramai diperbincangkan adalah PT Bank Jago Tbk (ARTO), lantaran rencananya untuk melakukan right issue dalam waktu dekat.
Selain Bank Jago, sejumlah bank siap beroperasi penuh sebagai bank digital, antara lain PT Bank BCA Tbk memiliki Bank Digital BCA yang akan diluncurkan semester pertama 2021.
Lalu ada PT BRI Agroniaga Tbk (AGRO) akan dikembangkan menjadi bank digital. Selain itu, dikabarkan PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB), PT Bank Harda Internasional Tbk (BBHI), PT Bank Net Indonesia Syariah Tbk (BANK), dan PT Bank Bumi Artha Tbk (BNBA) juga dikabarkan dalam proses menjadi bank digital.
**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Kinerja Bank Ganesha
Sebelumnya, PT Bank Ganesha Tbk (BGTG) mencatatkan kinerja cukup baik pada 2020. Hingga akhir Desember, pencapaian total aset Bank Ganesha meningkat menjadi sebesar Rp 5,3 triliun atau meningkat 11,35 persen year on year (yoy).Bank Ganesha mencatatkan penyaluran kredit sebesar Rp 2,63 triliun, atau menurun sebesar 11,78 persen.
“Hal ini disebabkan karena menurunnya bisnis debitur, bahkan ada yang melunasi kreditnya. Sementara untuk permintaan kredit baru masih terbatas,” ujar Presiden Direktur Bank Ganesha, Lisawati dalam Public Expose Insidentil, Jumat, 5 Maret 2021.
Sementara itu, untuk pencapaian dana pihak ketiga (DPK) menjadi sebesar Rp 4,122 triliun, atau meningkat 14,8 persen. Lisawati mengatakan, hal ini menandakan kepercayaan nasabah semakin meningkat dan bank memiliki likuiditas yang sangat baik.
Dari sisi laba, sebelum cadangan kerugian penurunan nilai, laba Bank Ganesha mencapai Rp 63,86 miliar osisi Desember 2020. Namun, dalam upaya meningkatkan kehati-hatian untuk mengantisipasi risiko kredit, bank secara konservatif telah membentuk cadangan kerugian penurunan nilai atau CKPN sebesar Rp 58,12 miliar.
"Pada posisi September 2020 telah membukukan laba sebelum pajak sebesar Rp 16,42 miliar yang telah melampaui posisi Desember 2019. Namun karena Bank secara konservatif membentuk CKPN, jadi laba sebelum pajak menjadi Rp 5,7 miliar,” ujar Lisawati.
Dari sisi rasio, rasio kecukupan modal atau CAR mencapai 36,04 persen yang sangat memadai dan masih bisa berkembang lebih jauh. Sementara rasio NPL Gross sebesar 5,49 persen, dan NPL Nett 2,86 persen.
"Hal ini disebabkan karena dampak dari pandemi covid-19. Serta adanya penurunan portofolio kredit,” kata Lisawati.
"Untuk rasio BOPO menjadi sebesar 98,2 persen sejalan dengan adanya pembentukan CKPN. Sedangkan untuk LDR mengalami penurunan menjadi 64 persen. Hal ini sejalan dengan meningkatnya dana pihak ketiga namun outstanding kredit menurun,” ia menambahkan.
Advertisement