Liputan6.com, Jakarta - PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) mendapatkan restu pemegang saham untuk melakukan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) atau rights issue dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 2 Maret 2021.
Dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (6/3/2021), Sekretaris Perusahaan PT Smartfren Telecom Tbk James Wewengkang menyatakan, RUPSLB dihadiri oleh pemegang saham dan atau kuasanya yang mewakili 218.293.987.534 saham atau 82,92 persen dari total sebanyak 263.262.540.910 saham yang telah dikeluarkan perseroan.
Advertisement
Baca Juga
Hasil keputusan RUPLB tersebut dengan menyetujui rencana pelaksanaan PMHMETD sesuai dengan Peraturan OJK Nomor 14/POJK.04/2019 tentang perubahan atas Peraturan OJK Nomor 32/POJK.04/2015 tentang penambahan modal perusahaan terbuka dengan memberikan HMETD pada 29 April 2019 dan Peraturan OJK Nomor 32/POJK.04/2015 tentang penambahan modal perusahaan terbuka dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu antara lain:
Perseroan mendapatkan persetujuan pemegang saham untuk gelar rights issue dengan mengeluarkan sebanyak-banyaknya 7 miliar saham biasa atas nama seri C dengan nilai nominal Rp 100.
Selain itu, PT Smartfren Telecom Tbk menerbitkan sebanyak-banyaknya 91,99 waran yang melekat pada saham hasil pelaksanaan rights issue.
Â
**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Hasil RUPSLB Lainnya
RUPSLB juga menyetujui untuk mengubah ketentuan pasal 4 ayat 2 anggaran dasar perseroan yang berkaitan dengan peningkatan modal ditempatkan dan modal disetor perseroan sehubungan dengan rights issue dan penerbitan waran.
Selanjutnya hasil RUPSLB juga menyetujui pemberikan kuasa dan wewenang dengan hak substitusi kepada direksi Perseroan untuk melaksanakan keputusan-keputusan tersebut di atas, termasuk tetapi  tidak terbatas untuk membuat atau meminta dibuatkan segala akta-akta, surat-surat maupun dokumen-dokumen yang diperlukan, hadir di hadapan pihak/pejabat yang berwenang untuk memperoleh persetujuan atau melaporkan hal tersebut kepada pihak/pejabat yang berwenang sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
Adapun perseroan akan menggunakan dana dari rights issue untuk membayar pinjaman dan modal kerja perseroan. Bagi pemegang saham yang tidak mengeksekusi rights issue dan waran yang akan diperoleh, persentase kepemilikan sahamnya akan terdilusi sebanyak-banyaknay 37,6 persen.
Pada penutupan perdagangan saham Jumat, 6 Maret 2021, saham FREN melemah 2,25 persen ke posisi Rp 87 per saham. Saham FREN di level tertinggi 89 dan terendah 85 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 13.416 kali dengan nilai transaksi Rp 127,5 miliar.
Advertisement