Liputan6.com, Jakarta - Investor asing masih mencatat aksi beli di sejumlah saham pada periode 1-5 Maret 2021. Saham bank kapitalisasi besar menjadi pilihan investor asing.
Tercatat, saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) berada di posisi pertama untuk saham yang banyak dibeli investor asing pada pekan ini.
Mengutip data RTI, di pasar regular, aksi beli investor asing untuk saham BBCA mencapai Rp 644,9 miliar. Menyusul PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang dibeli investor asing sebanyak Rp 263,5 miliar. Lalu saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebanyak Rp 230,6 miliar.
Advertisement
Saham PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) juga menjadi buruan investor asing. Investor asing beli saham KLBF sebanyak Rp 115,9 miliar, dan saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) sebanyak Rp 86,9 miliar.
**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Produk syariah banyak dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia yang berkeinginan untuk berinvestasi secara halal, sesuai dengan kaidah-kaidah agama Islam. Apakah di pasar modal Indonesia telah ada produk syariah dan seperti apa bentuknya?
Selanjutnya
Investor asing juga beli saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN). Tercatat saham BBTN dibeli investor asing sebanyak Rp 67 miliar. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) banyak dibeli investor asing sebanyak Rp 47,6 miliar. PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) dibeli investor asing sebanyak Rp 46,9 miliar.
Investor asing beli saham PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) sebanyak Rp 41,3 miliar. Selanjutnya saham PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP) dibeli investor asing sebanyak Rp 20,9 miliar.
Sementara itu, gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat selama perdagangan saham sepekan periode 1-5 Maret 2021.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), Sabtu, 6 Maret 2021, IHSG naik 0,27 persen ke posisi 6.258,74 pada pekan ini dari level 6.241,79 pada pekan lalu.
Sementara itu, kapitalisasi pasar saham menyusut tipis 0,05 persen. Kapitalisasi pasar saham menjadi Rp 7.352,21 triliun pada pekan ini dari periode sebelumnya Rp 7.355,57 triliun.
Advertisement