Sukses

Dekati Investor Milenial, BEI Genjot Sosialisasi Lewat Media Sosial

Peningkatan jumlah investor tersebut salah satunya juga didukung dengan adanya proses digitalisasi di Pasar Modal Indonesia, khususnya untuk proses pembukaan rekening investasi.

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) terus melakukan evaluasi seiring dengan membeludaknya investor ritel dari generasi muda sepanjang 2020.

Berdasarkan data KSEI per 29 desember 2020, jumlah investor berusia di bawah 30 tahun dan 30-40 tahun telah mencapai lebih dari 70 persen.

Total jumlah investor Pasar Modal Indonesia sesuai dengan data yang tercatat di KSEI per tanggal 29 Desember 2020 naik lebih dari 50 persen menjadi 3.871.248 dari sebelumnya 2.484.354 pada akhir tahun 2019. 

Peningkatan jumlah investor tersebut salah satunya juga didukung dengan adanya proses digitalisasi di Pasar Modal Indonesia, khususnya untuk proses pembukaan rekening investasi. Peran platform financial technology (fintech) semakin penting untuk pembukaan rekening investasi di pasar modal. 

Hal ini didukung dengan data lebih dari 50 persen investor memiliki rekening investasi di Selling Agent Fintech. Penggunaan platform digital tersebut sejalan dengan karakteristik investor pasar modal yang terus bergerak ke usia muda. 

 

 

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Memakai Media Sosial

Sehubungan dengan itu, BEI tak tutup mata untuk melakukan penyesuaian, salah satunya dengan gencar berkomunikasi menggunakan media sosial. Media ini menjadi salah satu bagian tak terpisahkan dari keseharian generasi muda.

"Jadi baru, komunikasi itu lewat Instagram dan TikTok. Lucu kan? Jadi kita harus belajar sosial media. Dan saya pikir sosial media jadi salah satu yang paling penting untuk mengkomunikasikan informasi mengenai bursa,” kata Komisaris PT Bursa Efek Indonesia, Pandu Sjahrir seperti dikutip, Jumat (12/3/2021).

Bursa juga menekankan pendekatan ini mulai dari sisi komisaris, direksi untuk mulai aktif berbicara di sosial media. Upaya ini, kata Pandu, mendapat antusiasme yang cukup tinggi dari pengguna media sosial.

"Jadi memang kita sekarang harus mulai agresif bukan hanya lewat media tradisional, tapi juga utamanya di sosial media karena ini menjadi instrumen yang sangat penting apalagi kepada generasi muda yang saat ini (baru) berinvestasi di saham,” kata dia.