Sukses

Faktor Ini Bikin Pendapatan dan Laba Bukit Asam Merosot pada 2020

PT Bukit Asam Tbk alami penurunan laba bersih dan pendapatan pada 2020. Apa faktor yang mendorongnya?

Liputan6.com, Jakarta - Terdampak pandemi COVID-19, laba bersih PT Bukit Asam Tbk (PTBA) turun pada 2020. Tercatat angka yang mampu ditorehkan perseroan  Rp2,38 triliun.

Pencapaian tersebut mengalami penurunan 41,2 persen dibandingkan 2019. Seperti diketahui, laba bersih yang mampu dicapai saat itu mencapai Rp4,05 triliun. Tak hanya itu, Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk, Arviyan Arifin juga menegaskan, pendapatan turun sepanjang tahun 2020.

"Persisi pendapatan Bukit Asam mengkukuhkan pendapatan Rp17,3 triliun dengan posisi aset Rp24,1 triliun serta kas, setara kas dan deposito setara 3 bulan sebesar Rp5,5 triliun," katanya secara virtual, Jumat (12/3/2021).

Emiten tambang pelat merah ini menjelaskan, kebijakan lock down yang dilakukan beberapa negara menjadi salah satu penyebab terjadinya penurunan penjualan pada 2020.

"Tahun 2020 selama pandemi semua sektor terkena dampaknya, terutama energi karena berlakunya lock down di beberapa negara tujuan ekspor seperti China dan India," ujar Arviyan.

Nilai laba bersih per saham milik PT Bukit Asam Tbk juga merosot. Tercatat nilai yang mampu dicapai pada akhir periode hanya Rp 213. Padahal akhir periode yang sama tahun sebelumnya berhasil mencapai Rp 371.

"Agar tetap membukukan kinerja positif, PTBA melakukan program efisiensi, pengalihan biaya produksi dan melakukan optimalisasi, sehingga di 2020 kami masih punya laba," tutur dia.

 

 

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Gerak Saham

Pada penutupan perdagangan saham, Jumat, 12 Maret 2021, saham PTBA naik 5 persen ke posisi Rp 2.730 per saham. Saham PTBA dibuka naik 50 poin ke posisi Rp 2.650 per saham.

Saham PTBA berada di level tertinggi Rp 2.740 dan terendah Rp 2.630 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 11.038 kali dengan nilai transaksi Rp 121,9 miliar.