Liputan6.com, Jakarta - Pengembangan bank digital kini tengah populer. Hal ini tercermin dari sejumlah bank kecil atau mini yang berencana mengembangkan bisnisnya menuju bank digital. Untuk diketahui, bank mini ini adalah bank dengan modal inti Rp 1-5 triliun.
Atas perkembangan ini, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendukung dengan menerbitkan ketentuan. Salah satunya pembentukan bank digital baru harus memenuhi modal inti senilai Rp 10 triliun untuk bank baru. Sedangkan untuk bank lama yang berubah menjadi digital diizinkan untuk modal minimal Rp 3 triliun.
Saat ini,bank digital yang beroperasi di Indonesia yakni PT Bank BTPN Tbk (BTPN), PT Bank DBS Indonesia. Dalam waktu dekat akan beroperasi Bank BCA Digital, hasil dari akuisisi PT Bank Royal Indonesia.
Advertisement
Baca Juga
Ke depan, ada sejumlah bank kecil yang siap andil sebagai bank digital tanah air. Melansir laman keterbukaan informasi BEI, ditulis Sabtu (13/3/2021), bank mini tersebut salah satunya yakni PT Bank Harda Internasional (BBHI) yang baru saja diakuisisi Mega Corpora milik Chairul Tanjung ini akan menjadi sebuah bank digital. Rencana ini dilakukan setelah proses akuisisi oleh Mega Corpora selesai.
“Perseroan berencana melakukan perubahan model usaha dari bank konvensional menjadi bank digital. Dimana perseroan akan menyediakan produk dan layanan perbankan digital inovatif terintegrasi dengan ekosistem CT Corpora yang memberikan solusi dan seamless customer experience bagi nasabah serta memberikan nilai tambah yang tinggi kepada seluruh pemangku kepentingan,” tulis manajemen.
Perubahan model bisnis tersebut akan diagendakan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang akan ditentukan kemudian.
Selanjutnya, ada PT Bank Capital Tbk (BACA). Secara spesifik, nantinya BACA berencana untuk menggarap segmen ritel sebagai fokus bisnisnya.
"Perusahaan akan mengubah strategi usaha dari segmen komersial korporasi menjadi segmen ritel yang produktif," tulis manajemen.
Lalu ada PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) yang secara gamblang telah mempersiapkan bisnisnya menuju bank digital.
"Sesuai dengan Rencana Strategis Bank, BNC berencana untuk masuk dan bertransformasi menjadi bank digital," tulis manajemen.
Bank ini baru saja naik kelas menjadi BUKU 2 sehingga manajemen percaya diri untuk bisa melakukan kegiatan usaha yang lebih luas, termasuk pengembangan sistem teknologi informasi yang mendukung digitalisasi sistem bank. Sebelumnya BBYB bernama Bank Yudha Bhakti sebelum dicaplok Akulaku.
Bank Mini yang Belum Berencana Masuk Bank Digital
Sementara bank mini lainnya mengaku belum memiliki rencana untuk melakukan perubahan bisnis. Meski tak beralih pada bank digital, beberapa bank mini mengaku akan terus melakukan digitalisasi, seperti PT QNB Indonesia (BKSW).
“Dengan komitmen untuk terus mengembangkan produk dan layanan digital Bank QNB Indonesia dengan berbagai fitur baru seperti registrasi mandiri, dan pembukaan deposito berjangka secara online,” tulis manajemen dalam keterbukaan informasi BEI.
Bank yang akan fokus melakukan digitalisasi, adalah PT Bank Bumi Arta Tbk (BNBA). Manajemen perusahaan menyebutkan sedang mempertimbangkan berbagai opsi untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
"Saat ini perseroan masih mempertimbangkan setiap opsi yang tersedia dalam rangka meningkatkan kinerja perseroan," kata manajemen BNBA.
Kemudian PT Bank Victoria International (BVIC) yang juga belum mengutarakan rencana beralih menjadi bank digital. “Perseroan tidak berencana untuk menjadi bank digital, namun bank akan melakukan kolaborasi dengan fintech-fintech yang ada sehingga lebih fleksibel,” tulis manajemen Bank Victoria International.
Advertisement