Sukses

Simak Rekomendasi Teknikal Saham BRIS hingga ACES

Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang konsolidasi cenderung tertekan bila yield obligasi Pemerintah AS kembali naik pada pekan ini.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pekan ini akan dibayangi sejumlah sentimen antara lain data neraca dagang Indonesia dan pertemuan federal open market committee (FOMC).

Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee menuturkan, rilis data neraca dagang akan pengaruhi IHSG. Jika neraca dagang tercatat surplus akan berdampak positif untuk IHSG.

"Surplus pada Februari. Ekspor kita masih membaik tetapi impor melambat karena ekonomi belum berjalan, tetapi positif untuk IHSG,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com, Senin (15/3/2021)

Hans mengatakan, sentimen positif dari dalam negeri akan menopang IHSG seiring stimulus dari pemerintah untuk otomoti dan properti.

Akan tetapi, sentimen eksternal seperti kenaikan imbal hasil obligasi Amerika Serikat (AS) bakal menekan IHSG.

Hans menuturkan, rotasi saham diperkirakan masih terjadi di AS  seiring investor akan membeli saham yang diuntungkan dengan ada pembukaan dan pemulihan ekonomi setelah pengesahan paket stimulus COVID-19 senilai USD 1,9 triliun menjadi undang-undang (UU)."Ini akan berdamoak jangka pendek ke pasar. Yield akan naik dan lebih banyak dolar AS di pasar," ujar dia.

Hans menuturkan, saham-saham siklikal yang diuntungkan pemulihan ekonomi diburu pelaku pasar.

Di sisi lain tekanan jual masih akan terjadi terhadap emiten sektor teknologi yang mengandalkan pertumbuhan dengan menggunakan pinjaman berbunga rendah. Kenaikan yield obligasi pemerintah USA berpeluang mendorong naiknya biaya pinjaman.

Rotasi ini mungkin akan terus terjadi dalam beberapa bulan ke depan dan cenderung sentimennya naik turun seiring dengan perubahan imbal hasil oblgiasi pemerintah AS.

“Tidak ada sentimen negatif dari dalam negeri seiring ada insentif untuk otomotif dan properti. Inflasi terkendali, tetapi yield obligasi AS jika naik akan menekan IHSG,” ujar dia.

Ia menambahkan, jika imbal hasil obligasi AS terus naik akan menekan pasar saham karena saham menjadi lebih mahal.

Hans menuturkan, IHSG berpeluang konsolidasi cenderung tertekan bila yield obligasi Pemerintah AS kembali naik pada pekan ini. Namun, menurut Hans, paket stimulus COVID-19 masih akan menjadi sentimen positif di pasar saham.

"Support IHSG di level 6.225 sampai 6.043 dan resistance di level 6.394 sampai 6.500," ujar dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Rekomendasi Teknikal

Hans memilih sejumlah saham untuk dicermati pelaku pasar. Saham itu antara lain PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT Ace Hardware Tbk (ACES), PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), dan PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP).

Berikut rekomendasi teknikalnya:

1.PT Adhi Karya Tbk (ADHI)  berpeluang menguat, area akumulasi di level 1.255 sampai 1.325. Area cut loss bila turun di bawah level 1.230 dan target penguatan ke level 1.375 sampai 1.505.

2. PT Ace Hardware Tbk (ACES) berpeluang melemah, area sos di level 1.630 sampai 1.580. Area buy back jika break level 1.660 dan target pelemahan ke level 1.520 sampai 1.480.

3.PT Bank Syariah Tbk (BRIS) berpeluang menguat, area akumulasi di level 2.560 sampai 2.640. Area cut loss bila turun di bawah level 2.500 dan target penguatan ke level 2.740 sampai 2.830.

4.PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) berpeluang menguat, area akumulasi di level 8.300 sampai 8.500. Area cut loss bila turun di bawah level 8.100 dan target penguatan ke level 8.800 sampai 8.950.

5.PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP)  berpeluang menguat, area akumulasi di level 240 sampai 254. Area cut loss bila turun di bawah level 235 dan target penguatan ke level 260 sampai 272.