Sukses

Neraca Dagang Februari 2021 Surplus, IHSG Melemah 0,44 Persen

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 0,44 persen atau 27,95 poin ke posisi 6.330,25 pada penutupan sesi pertama perdagangan saham.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di dua zona hingga berada di zona merah pada penutupan perdagangan saham sesi pertama, Senin (15/3/2021). Pelemahan IHSG itu terjadi di tengah aksi jual saham oleh investor asing dan rilis data neraca dagang USD 2 miliar pada Februari 2021.

Mengutip data RTI, IHSG melemah 0,44 persen atau 27,95 poin ke posisi 6.330,25. Indeks saham LQ45 tergelincir 0,54 persen ke posisi 945,66. Seluruh indeks saham acuan kompak tertekan.

Sebanyak 220 saham melemah sehingga menekan IHSG. Sementara itu, 226 saham menguat sehingga menahan pelemahan IHSG. 184 saham diam di tempat. Pada sesi pertama, IHSG sempat di posisi tertinggi 6.387,73 dan terendah 6.328,18.

Total frekuensi perdagangan saham 802.364 kali dengan volume perdagangan saham 11,9 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 6,5 triliun. Investor asing jual saham Rp 29,68 miliar di pasar reguler. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 14.382.

Sebagian besar sektor saham melemah. Sektor saham tambang turun 1,44 persen, dan catat penurunan terbesar. Diikuti sektor saham infrastruktur tergelincir 0,83 persen dan sektor saham keuangan turun 0,80 persen. 

Sektor saham agriculture naik 1,5 persen, dan pimpin penguatan. Diikuti sektor saham aneka industri menguat 1,28 persen dan sektor saham perdagangan naik 0,62 persen.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 3 halaman

Gerak Saham

Saham-saham yang catat top gainers atau melonjak tajam antara lain saham BEBS naik 34,07 persen, saham NZIA menguat 34,03 persen, saham UANG melambung 24,65 persen, saham DAYA naik 23,57 persen dan saham ESSA meroket 22,73 persen.

Sedangkan sejumlah saham-saham yang tertekan tajam atau top losers antara lain saham PLAN turun 8,33 persen, saham INPS tergelincir 6,98 persen, saham AMAR merosot 6,97 persen, saham PGLI susut 6,96 persen dan saham BGTG tersungkur 6,96 persen.

Saham-saham yang dibeli investor asing antara lain saham BBNI sebanyak Rp 51,9 miliar, saham DMMX sebesar Rp 46,9 miliar, saham ADRO sebesar Rp 37 miliar, saham HMSP sebesar Rp 13,6 miliar dan saham INCO sebesar Rp 13,1 miliar.

Sedangkan saham-saham yang dilepas investor asing antara lain saham BBCA sebanyak Rp 44,5 miliar, saham TKIM sebesar Rp 18,9 miliar, saham ARTO sebesar Rp 17,7 miliar, saham MNCN sebesar Rp 13,2 miliar, dan saham INTP sebesar Rp 12,6 miliar.

Bursa saham Asia pun bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,21 persen, indeks saham Jepang Nikkei menguat 0,16 persen, indeks saham Thailand mendaki 0,01 persen, indeks saham Singapura menguat 0,20 persen dan indeks saham Taiwan menanjak 0,04 persen.

3 dari 3 halaman

BPS: Neraca Dagang Februari 2021 Surplus USD 2 Milair

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Februari 2021 kembali surplus. Neraca perdagangan Indonesia pada Februari 2021 surplus USD 2,00 miliar dengan nilai ekspor USD 15,27 miliar dan impor USD 13,26 miliar.

"Performa ekspor dan impor pada Februari 2021 ini boleh dibilang bagus, karena ekspornya sebesar USD 15,27 miliar berarti secara YoY 8,56 persen. Menggembirakan karena kenaikan ekspornya terjadi di sektor pertanian, indsutri maupun tambang," kata Kepala BPS, Suhariyanto, dalam konferensi pers pada Senin, 15 Maret 2021.

Secara YoY, ekspor pertanian meningkat 3,16 persen, indsutri 9 persen, tambang 7,53 persen, dan migas 6,90 persen.

Namun secara m-to-m, ekspor migas turun 2,63 persen, pertanian minus 8,96 persen, dan tambang turun 6,71 persen. Hanya sektor indsutri yang tumbuh secara m-to-m sebesar 1,38 persen.

Sementara untuk impor pada Februari 2021 tumbuh dua digit sebesar 14,86 persen. Secara YoY, impor pada sektor barang konsumsi tumbuh 43,59 persen, bahan baku atau penolong 11,53 persen, dan barang modal tumbuh 17,68 persen.

Secara m-to-m, impor barang konsumsi dan bahan baku atau penolong mengalami penurunan. Masing-masing minus 13,78 persen dan 0,50 persen. Hanya impor barnag modal yang tumbuh dibandingkan Januari 2020 sebesar 9,08 persen.

"Kita tentunya berharap peningkatan impor barang baku dan modal menunjukkan bahwa geliat indsutri dan investasi di Tanah Air mulai bergerak bagus," ujar Suhariyanto.

Â