Sukses

Sektor Otomotif Mulai Menggeliat, Simak Rekomendasi Saham IPCC

Analis BRI Danareksa Sekuritas Ignatius Teguh Prayoga menuturkan, IPCC merupakan gerbang dari kegiatan ekspor dan impor industri otomotif.

Liputan6.com, Jakarta - PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) membeberkan kinerja industri pada 2020 merosot dibandingkan tiga tahun sebelumnya sejak 2017. Hal ini utamanya disebabkan pandemi COVID-19 yang mengakibatkan sejumlah pabrik melakukan rasionalisasi.

"Ini kami mengalami penurunan sejak April 2020 di mana waktu itu ada beberapa automaker yang tutup beberapa minggu, mengurangi produksi dan sebagainya,” kata Plt Direktur Utama IPCC, Arif Isnawan dalam  Indonesia Investment Education, ditulis Rabu, 17 Maret 2021.

Analis BRI Danareksa Sekuritas Ignatius Teguh Prayoga menilai, secara bisnis model IPCC ini menarik. Hal ini karena IPCC merupakan gerbang dari kegiatan ekspor dan impor industri otomotif. 

"Jadi revenue streamnya sangat bergantung dengan industri otomotif,” kata dia.

Terlebih, IPCC juga ditopang sentimen kerja sama dengan Hyundai. "Jadi ingat kalau misalnya ada perkembangan ekspor dan impor otomotif, langsung berkaitan dengan IPCC langsung lihat saham ini. Jadi kemungkinan ada capital gain yang cukup besar dari situ,” imbuh dia.

Ignatius menambahkan, karena ini kapitalisasi pasar lumayan kecil, sehingga ketika ada aliran dana besar yang masuk maka volatilitasnya langsung meningkat.

“Selain kontribusi yang besar dari otomotif, juga dari EV equipment-nya. Jadi segmen ini cukup menarik dibandingkan otomotif karena revenuenya dihidupkan bukan berdasarkan frekuensi. Tapi dari volume atau berat dimana yang dipilih adalah tarif termahal. Jadi secara margin cukup besar dibandingkan otomotif,” ujar dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Rekomendasi Saham

Secara industri, Ignatius masih positif untuk sektor otomotif dengan estimasi pertumbuhan penjualan mobil domestik naik sekitar 46, dengan asumsi perbaikan produk domestik bruto (PDB) 5,1 persen pada 2021. Selain itu juga sentimen vaksinasi yang bisa didistribusikan sesuai jadwal.

"Kami estimasi target price IPCC ini di 600 dengan rekomendasi hold untuk harga sekarang ini,” kata dia. 

Pada penutupan perdagangan Selasa, 16 Maret 2021, saham IPCC melonjak 3,1 persen ke posisi Rp 665 per saham. Saham IPCC dibuka 35 poin ke posisi 680. Saham IPCC berada di level tertinggi 695 dan terendah 620. Total frekuensi perdagangan saham 9.339 kali dengan nilai transaksi Rp 36,8 miliar.