Sukses

Pendapatan PT PP Turun 32,8 Persen pada 2020

PT PP Tbk (PTPP) mencatat laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk merosot 84,28 persen dari Rp 819,46 miliar pada 2019 menjadi Rp 128,75 miliar pada 2020.

Liputan6.com, Jakarta - PT PP Tbk (PTPP) mencatatkan penurunan laba dan pendapatan pada 2020. PT PP Tbk mencatat pendapatan usaha turun sekitar 32,84 persen sepanjang 2020. Pendapatan usaha mencapai Rp 15,83 triliun pada 2020 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 23,57 triliun.

Beban pokok pendapatan susut 32,57 persen dari Rp 20,25 triliun pada 2019 menjadi Rp 13,65 triliun pada 2020. Laba kotor PTPP melemah 34,44 persen menjadi Rp 2,17 triliun pada 2020 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 3,31 triliun.

Beban usaha turun 28,89 persen dari Rp 820,8 miliar pada 2019 menjadi Rp 583,70 miliar pada 2020. Laba atas divestasi entitas anak dan investasi lainnya turun 96,7 persen dari Rp 92,59 miliar pada 2019 menjadi Rp 7,67 miliar pada 2020.

Bagian rugi entitas asosiasi naik dari Rp 136,82 miliar pada 2019 menjadi Rp 214,44 miliar pada 2020. Beban lainnya naik menjadi Rp 255,82 miliar pada 2020 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 125,75 miliar. Beban keuangan naik menjadi Rp 449,91 miliar pada 2020 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 200,19 miliar.

Sementara itu, laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk merosot 84,28 persen dari Rp 819,46 miliar pada 2019 menjadi Rp 128,75 miliar pada 2020. Dengan demikian, laba per saham dasar menjadi Rp 21 pada 2020 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 132.

Total liabilitas turun menjadi Rp 39,46 triliun pada 2020 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 41,11 triliun. Ekuitas PTPP merosot menjadi Rp 14 triliun pada 2020 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 15,01 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 7,51 triliun pada 2020 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 9,08 triliun.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Kata Analis

Analis PT Sucor Sekuritas, Joey Faustian menilai, penurunan pendapatan dan laba PT PP Tbk dipicu pandemi COVID-19 yang terjadi. Hal itu membuat banyak proyek tertunda dan hambat kontrak baru.

Joey menuturkan, penurunan kinerja keuangan pada 2020 akan dialami oleh emiten konstruksi seiring pandemi. Apalagi proyek yang didapatkan biasa lambat pada semester I. Sedangkan pandemi mulai terjadi pada semester I 2020.

“Corona terjadi tahun lalu. (penurunan kinerja-red), semua termasuk (PP-red), Wika, konstruksi akan seperti itu. Kontrak baru tidak banyak, banyak proyek delay,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com, Rabu (17/3/2021).

Meski demikian, Joey masih merekomendasikan beli saham PTPP dengan target harga Rp 3.000 dalam satu tahun.

Pada penutupan perdagangan saham Rabu, 17 Maret 2021, saham PTPP naik 4,82 persen ke posisi Rp 1.630 per saham. Saham PTPP dibuka naik 20 poin ke posisi Rp 1.575 per saham. Saham PTPP berada di level tertinggi Rp 1.655 dan terendah Rp 1.575 per saham. Nilai transaksi Rp 144,3 miliar.