Liputan6.com, Jakarta - Otoritas China menyatakan telah memanggil 11 perusahaan teknologi termasuk Tencent, Alibaba, dan pemilik TikTok ByteDance untuk membicarakan "deep fakes" dan keamanan internet. Hal ini terjadi saat regulator sedang mencoba menarik perhatian sektor digital yang tak terkendali.
The Cyberspace Administration of China (CAC) mengatakan, pembicaraan ini terkait perangkat lunak suara yang belum menjalani prosedur keamanan serta penerapan teknologi "deep fake".
Baca Juga
Mengutip laman channel news asia, ditulis Sabtu, (20/3/2021), perusahaan harus melaporkan kepada pemerintah rencana untuk menambah fungsi baru yang memiliki kemampuan untuk memobilisasi masyarakat.
Advertisement
Produsen ponsel pintar Xiaomi, Kuaishou saingan TikTok dan layanan streaming musik NetEase Cloud Music juga hadir dalam pertemuan tersebut. Hal itu seperti disampaikan the Cyberspace Administration of China.
Tujuannya adalah untuk memastikan mereka mematuhi peraturan, melaksanakan penilaian keselamatan dan mengambil tindakan perbaikan yang efektif jika potensi bahaya ditemukan. Semua perusahaan tidak segera menanggapi permintaan komentar atas pertemuan tersebut.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
China Tingkatkan Pengawasan
Deep fake menggunakan kecerdasan buatan untuk membuat video dan audio hiper-realistis tetapi palsu. Seseorang tampak mengatakan dan melakukan sesuatu yang tidak mereka katakan.
China telah meningkatkan pengawasan terhadap raksasa internetnya dalam beberapa bulan terakhir. Hal ini juga seiring kekhawatiran tindakan monopoli dan potensi pelanggaran hak konsumen.
Pada pekan lalu 12 perusahaan terkena denda karena diduga melanggar aturan monopoli.Sebelumnya otoritas menghentikan penawaran umum perdana atau inital public offering (IPO) anak perusahaan Alibaba, grup Ant.
Otoritas memanggil pendirinya Jack Ma kemudian membuka penyelidikan terhadap praktik bisnis Alibaba yang dianggap monopoli.Adapun pemberitahuan CAC muncul tak lama setelah China memblokir aplikasi audio khusus clubhouse.
Advertisement