Liputan6.com, Jakarta Investor disebut menantikan terwujudnya konsolidasi PT Indosat Tbk (ISAT) dengan Hutchison 3 Indonesia (Tri) sebagai katalis di pasar saham. Salah satu yang dinanti terkait mekanisme konsolidasi keduanya.
Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada, menilai ide konsolidasi 2 operator telekomunikasi tersebut baik jika mengacu pada persaingan bisnis.
Baca Juga
"Idenya bagus, jika kita ingin membuat persaingan di suatu industri. Pemainnya harus lebih ramping," ujar Reza, Rabu (24/3/2021).
Advertisement
Dia menilai, keberadaan penggabungan ini, bisa meningkatkan positioning Indosat di industri telekomunikasi. Namun itu kemudian masih menunggu kepastian bisa terwujud.
Dia menyebutkan jika salah satu yang ditunggu yaitu soal mekanisme kolaborasinya, karena akan berpengaruh untuk ke depannya.
"Soal mekanisme, apakah itu Joint Venture, akuisisi, atau merger. Itu kan secara teoritis yang masih ditunggu pelaku pasar. Kita pengen ada kejelasan juga mau aksi korporasi apa? Kalau jadi gabung mekanismenya apa?," kata dia.
Selain itu, Reza menambahkan, jika memang jadi bergabung ISAT dan TRI, maka langkah selanjutanya apa?.
"Kalau enggak jadi, next nya apa? Jangan cuma di awal ramai mau konsolidasi, sampai ada opsi Backdoor listing, tapi sekarang belakangan sunyi karena nanti akan berpengaruh pada volatilitas pergerakan sahamnya, terutama ISAT."
Sementara itu, analis dari TemanTrader Luqman El Hakiem mengatakan memang isu konsolidasi ISAT-Tri sudah berhembus sejak akhir 2020 lalu sehingga pada Januari 2021 pasar terus wait and see realisasinya.
Menurut dia, isu tersebut membuat saham ISAT belum menunjukkan hal-hal yang bisa bergerak maju. Terlebih, saat ini sepertinya pasar masih menunggu katalis sehingga saham ISAT tidak naik dan tidak turun dalam juga.
"Yang menarik justru sebulan terakhir investor asing rajin berburu saham ISAT, bahkan sampai netbuy Rp 112 miliar," jelasnya.
Untuk itu, ia berharap kejelasan dari konsolidasi ini bisa disampaikan dengan jelas. Sebab, jika benar ada konsolidasi antara ISAT dan Tri akan bagus buat brand ISAT.
"Entah nanti siapa yang akan jadi survival brand nya, apakah ISAT atau Tri yang terpenting ada kejelasannya," ujarnya.
Â
Gerak Saham
Dalam catatan, saham ISAT pada Senin (22/3) ditutup di level Rp 6.200 per lembar. Pada Selasa (23/3) siang, sudah rebound di kisaran Rp 6.300-an per lembar.
Sebelumnya, pada tanggal 28 Desember 2020 Menkominfo Johnny G Plate telah menerima surat pemberitahuan Potensi Kombinasi Bisnis (Potential Business Combination) antara PT Indosat Tbk dan PT Hutchison 3.
Ini melalui penandatanganan Exclusive and Non Legally Binding MoU di antara Ooredoo Q.P.S.C dengan CK Hutchison Holding Limited Menkominfo menyambut baik usaha konsolidasi industri telekomunikasi di Indonesia, dengan harapan bisnis telekomunikasi, seperti telepon seluler semakin efisien dan semakin kuat serta mampu mendukung program pemerintah 'Akselerasi Transformasi Digital di Indonesia.
Dengan terjadinya konsolidasi antar operator seluler ini, diharapakan dapat memperkuat struktur permodalan, Sumber Daya Manusia, management dan kecepatan dalam pengambilan keputusan bisnis, khususnya Capex dan Opex dalam pembangunan infrasturktur TIK di wilayah kerja Non 3T yang saat ini belum selesai dibangun.
Konsolidasi juga diharapkan dapat mendukung pemanfaatan teknologi baru dan dapat mengawali 5G deployment di Indonesia.
Advertisement