Sukses

Deretan Emiten yang Catat Saham Perdana di BEI pada Kuartal I 2021

Jelang penutupan kuartal pertama di 2021, ada sekitar 11 perusahaan yang mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Liputan6.com, Jakarta - Awal 2021, sejumlah perusahaan  menyelenggarakan penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO). Jelang penutupan kuartal pertama di 2021, ada sekitar 11 emiten yang mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Adapun sembilan emiten sudah mencatatkan saham perdana.  Sementara itu, dua calon emiten akan catatkan saham perdana pada pekan depan.

Dua calon emiten itu  antara lain PT Sunter Lakeside Hotel Tbk dan PT Zyrexindo Mandiri Buana Tbk.  PT Sunter Lakeside Hotel Tbk akan mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 29 Maret 2021. Sedangkan PT Zyrexindo Mandiri Buana Tbk akan catatkan saham perdana pada 30 Maret 2021.

Berikut rangkuman 11 perusahaan yang menggelar IPO pada kuartal I 2021, dikutip Jumat, (26/11/2021):

- PT FAP AGRI Tbk (FAPA)

Emiten dengan kode saham FAPA ini menjadi perusahaan pertama yang mencatatkan saham pada 2021. Perusahaan yang bergerak dalam bidang perkebunan dan industri kelapa sawit ini, telah menawarkan 544.411.800 saham perdana atau sebesar 15 persen dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO.

Harga saham yang ditawarkan Rp 1.840  per lembar. Dana hasil IPO tersebut digunakan untuk pembayaran hutang bank. Adapun nilai emisi seluruhnya mencapai Rp 1.001.717.712.000 atau Rp 1 triliun. FAPA menunjuk PT BCA Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek. 

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 4 halaman

DCII hingga BANK

- PT DCI Indonesia Tbk (DCII)

PT DCI Indonesia Tbk mencatatkan saham perdana dengan kode DCII. Jumlah saham yang dicatatkan 2.383.745.900 saham, terdiri dari saham pendiri 2.026.184.000 dan penawaran umum saham perdana 357.561.900.

Harga saham perdana yang ditawarkan Rp 420 dengan nilai nominal Rp 125. Total dana yang diraup Rp 150,17 miliar. PT Buana Capital Sekuritas bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek.

Adapun dana IPO sekitar 80 persen untuk belanja modal berupa low voltage panel sebanyak 51 unit. Peralatan ini bagian dari elektrikal pusat data keempat. Sedangkan sisanya untuk modal kerja.

- PT Diagnos Laboratorium Utama Tbk (DGNS)

DGNS menjadi perusahaan tercatat ketiga pada 2021. Perusahaan layanan kesehatan itu melepas 250 juta saham atau setara 20 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Setiap saham ditawarkan dengan harga Rp 200. Sehingga, total dana yang dikantongi dari Initial Public Offering (IPO) mencapai Rp 50 miliar. 

Dalam prospektusnya dijelaskan, sebagian besar dana IPO akan digunakan untuk pengembangan usaha. Rinciannya, 42,6 persen untuk pembangunan laboratorium utama serta pembangunan cabang di Makassar, Surabaya, dan Medan. Ketiga ekspansi ini diharapkan selesai pada 2021. 

Selain itu, Diagnos Laboratorium Utama akan mengoptimalkan operasional di laboratorium yang sudah ada dan membeli kendaraan. Lalu, sebesar 57,4 persen dana IPO akan digunakan untuk modal kerja. 

Diagnos Laboratorium Utama menggandeng PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia sebagai pelaksana emisi efek dalam proses IPO. 

- PT Bank Net Indonesia Syariah Tbk (BANK)

PT Bank Net Indonesia Syariah Tbk menetapkan harga saham perdana Rp 103 per saham saat IPO. Harga saham perdana tersebut di rentang bawah yang ditawarkan antara Rp 103-Rp 105 per saham. 

Perseroan menawarkan 5 miliar saham dengan nilai nominal Rp 100. Total dana yang diraup dari IPO sekitar Rp 515 miliar. 60 persen dana IPO ini digunakan perseroan untuk biaya pemeliharaan IT dan penunjangnya. Sisanya, 40 persen akan digunakan untuk modal kerja lainnya seperti biaya pemasaran, sewa dan biaya lain-lain. Dalam melakukan IPO tersebut, perseroan menunjuk PT NH Korindo Sekuritas.

3 dari 4 halaman

UFOE hingga EDGE

- PT Damai Sejahtera Abadi Tbk (UFOE)

Perseroan menawarkan 457,50 juta saham dengan nilai nominal Rp 40 ke publik. Harga perdana yang ditetapkan Rp 101 per saham. Total dana diraup dari hasil penawaran saham perdana Rp 46,26 miliar.

Mengutip berbagai sumber, dana hasil IPO antara lain digunakan untuk investasi penambahan tanah beserta bangunan untuk toko dan gudang sekitar 91,7 persen.

Lalu sekitar 8,3 persen akan digunakan untuk modal kerja seperti pembelian barang persediaan dan pembayaran utang usaha untuk memenuhi kebutuhan operasional. Perseroan telah menunjuk penjamin pelaksana emisi efek yaitu PT Investindo Nusantara Sekuritas untuk IPO.

- PT Widodo Makmur Unggas Tbk (WMUU)

WMUU melepaskan sebanyak 1,94 miliar saham atau setara dengan 15 persen kepemilikan saham saat IPO. Jumlah ini lebih rendah dari rencana perusahaan semula, sebelumnya menurut rencana dilepas sebanyak-banyaknya 5,92 miliar atau 35 persen setelah penawaran umum seharga Rp 180 per saham. Dengan demikian perusahaan memperoleh dana segar senilai Rp 349,41 miliar.

Perusahaan menunjuk penjamin pelaksana efek yakni PT CIMB Niaga Sekuritas, PT BRI Danareksa Sekuritas, dan PT Samuel Sekuritas Indonesia.

Perseroan akan menggunakan dana IPO sebesar 74,3 persen untuk ekspansi perseroan dengan menambah serta memperluas sarana produksi seperti pembangunan fasilitas Breeding PS Farm berlokasi di Gunungkidul, Yogyakarta, pembangunan fasilitas layer commercial farm di Klaten, Jawa Tengah, pembangunan fasilitas hatchery di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, dan pembangunan fasilitas Broiler Commercial Farm di Wonogiri, Jawa Tengah.

Selain itu, perseroan juga akan membangun fasilitas slaughterhouse di Cianjur, Jawa Barat dengan target operasi pada Maret 2021, dan membangun fasilitas Feedmill di Ngawi, Jawa Timur.

Dana IPO sekitar 25,7 persen akan digunakan untuk modal kerja perseroan seperti membeli bahan baku feedmill dan pembelian ayam broiler.

- PT Indointernet Tbk (EDGE)

Dengan kode saham EDGE, Indointernet menjadi perusahaan tercatat baru ketujuh yang melantai di bursa pada tahun ini. Adapun harga penawaran saham EDGE adalah Rp 7.375 dengan jumlah saham yang dicatatkan sebanyak 404.050.000 lembar saham. Dengan begitu, kapitalisasi pasarnya sebesar Rp 2,97 triliun.

Dalam IPO ini, Indointernet akan menawarkan 80,81 juta lembar saham. Total dana yang diraih mencapai Rp 595,97 miliar.

Perusahaan official partner Alibaba Cloud dan Google Cloud itu akan menggunakan sekitar 90 persen dana hasil IPO untuk tambahan setoran modal kepada EDGE, yang selanjutnya akan digunakan untuk pembangunan edge data center (EDC). Bertindak sebagai penjamin emisi efek adalah PT BCA Sekuritas.

 

4 dari 4 halaman

UNIQ hingga Zyrex

- PT Ulima Nitra Tbk (UNIQ)

UNIQ meraup dana Rp 35,4 miliar dari hasil penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO). Perseroan menawarkan 300 juta saham baru dalam rangka IPO atau setara dengan 9,56 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan. Saham baru itu ditawarkan pada harga Rp 118 per saham.

Adapun dalam proses IPO, Ulima Nitra menggandeng PT Surya Fajar Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek dan penjamin emisi efeknya. 

Mengutip prospektusnya, dana yang dihimpun dari IPO, setelah dikurangi biaya-biaya emisi yang berhubungan dengan penawaran umum perdana, seluruhnya digunakan untuk modal kerja (biaya operasional) perusahaan. 

Selain itu, mengingat bisnis perusahaan yang terbilang human capital intensive dengan karyawan mencapai 856 orang, dana hasil IPO juga akan dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan operasional perusahaan seperti biaya mess, makan karyawan dan perjalanan dinas, serta kebutuhan operasional lainnya. 

- PT Berkah Beton Sadaya Tbk (BEBS)

Perseroan menawarkan saham perdana 2 miliar unit dengan nilai nominal saham Rp 50. Harga penawaran saham perdana ditetapkan Rp 100 per saham. Sehingga perseroan meraup dana Rp 200 miliar dari IPO. Perseroan telah menunjuk PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek.

Dana hasil IPO akan digunakan untuk pembelian satu bidang tanah milik PT Subang Terus Mebangun sebanyak 53,67 dan 46,33 persen untuk belanja modal.

-PT Sunter Lakeside Hotel Tbk

Perseroan akan mencatatkan saham perdana di BEI pada 29 Maret 2021. Perseroan menawarkan 150 juta saham ke publik dengan nilai nominal Rp 100. Harga penawaran saham perdana Rp 150. Total dana diraup dari IPO sebesar Rp 22,50 miliar. Adapun yang bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek yaitu PT Victoria Sekuritas Indonesia.

-PT Zyrexindo Mandiri Buana Tbk

PT Zyrexindo Mandiri Buana Tbk, produsen laptop Zyrex menawarkan saham perdana sebanyak 333.333.300 unit dengan nilai nominal Rp 25. Harga penawaran saham perdana Rp 250 per saham. Total dana yang diraup dari IPO sebesar Rp 83,33 miliar.

Perseroan juga menawarkan warna seri I sebanyak 166.666.650 yang menyertai saham baru atau sebesar 16,67 persen dari total jumlah saham yang ditempatkan dan disetor penuh.

Waran seri I diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif bagi para pemegang saham baru yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham pada tanggal penjatahan.Setiap pemegang dua saham baru perseroan berhak memperoleh satu waran seri I.

Setiap satu waran seri I memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli satu saham baru yang dikeluarkan dalam portepel.Perseroan mengadakan program alokasi saham karyawan atau ESA dengan mengalokasikan saham sebesar tiga persen dari jumlah penerbitan saham yang ditawarkan atau sebanyak 9,99 juta saham.

 

  • Saham adalah hak yang dimiliki orang (pemegang saham) terhadap perusahaan berkat penyerahan bagian modal sehingga dianggap berbagai dalam pe

    Saham

  • Bursa Efek Indonesia atau BEI adalah salah satu tempat yang memperjualbelikan saham, obligasi, dan sebagainya di Indonesia.

    BEI

  • IPO adalah singkatan dari Initial Public Offering.

    IPO

  • emiten

  • Listing Perdana