Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) berharap 54 perusahaan yang akan melakukan initial public offering (IPO) atau penawaran saham perdana pada 2021.
Meski demikian, mayoritas perusahaan yang melantai di BEI hingga kuartal I 2021 mencatatkan perolehan dana IPO yang belum terlalu besar.
Seperti PT Diagnos Laboratorium Utama Tbk (DGNS) yang mendapatkan dana Rp 50 miliar dari IPO. Lalu ada PT Damai Sejahtera Abadi Tbk yang memperoleh dana IPO Rp 46,26 miliar. Selanjutnya ada PT Ulima Nitra Tbk (UNIQ) yang memperoleh pendanaan Rp 35,4 miliar dari IPO.
Advertisement
Baca Juga
Melihat hal ini, Analis Binaartha Sekuritas M. Nafan Aji Gusta Utama menyebut terdapat sejumlah faktor hingga akhirnya perusahaan memutuskan IPO.
"Ketika mereka sudah tercatat dalam bursa mereka sudah mendapatkan keringanan fiskal yang bisa meringankan cost emiten itu sendiri," katanya kepada Liputan6.com, ditulis Jumat, (26/3/2021).
Selain itu, Nafan menegaskan bila mencari pendanaan dari bursa efek jauh lebih mudah dibandingkan mengajukan pinjaman ke bank karena terdapat sistem bunga.
Meski demikian, Ia menegaskan investor untuk memperhatikan dengan benar kinerja fundamental perusahaan sebelum memutuskan melantai di BEI.
"Kalau kinerja fundamentalnya sudah cukup baik berarti sudah bisa menyakinkan investor untuk melakukan investasi. Jadi memang bagus untuk mendapatkan pendanaan," ujarnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Tergantung Kinerja Emiten
Saat disinggung beberapa perusahaan yang sudah melantai memiliki target dana yang tergolong kecil, Nafan mengaku bila itu semua tergantung dari kinerja emiten itu sendiri.
"Tergantung book buildingnya. Kalau masalah target pendanaan. Jadi balik lagi ke emiten ini, penetrasi di pasar bagaimana, bagus tidak, kuat tidak, jadi sudah tercipta sesuatu yg positif," tuturnya.
Advertisement