Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah telah mengumumkan pembentukan Indonesia Battery Corporation (IBC). Dalam implementasinya, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, saat ini pemerintah bekerjasama dengan dua emiten baterai listrik global LG Energy Solution asal Korea Selatan (Korsel) dan Contemporary Amperex Technology Co. Limited (CATL) asal China.
Kendati begitu, Erick Thohir mengatakan pemerintah masih membuka opsi untuk menggaet investor lain, mulai dari Amerika Serikat (AS) hingga Jepang. Penjajakan ini akan dilakukan pada April 2021.
"Kita juga membuka kerja sama, tidak hanya CATL dan LG Chem, tapi juga yang lainnya. Karena itu, pada April pertengahan ini pak Luhut (Menko Maritim dan Investasi), Mendag (Muhammad Lutfi) dan saya ke AS melihat potensi kerja sama dengan pihak di AS," kata Erick dalam video konferensi, Jumat (26/3/2021).
Advertisement
"Ke Jepang juga, ingin bicara hal yang sama," ia menambahkan.
Baca Juga
Erick menjelaskan, keterlibatan sejumlah pihak dalam proyek ini harus bisa terkonsolidasi. Jika tidak, Erick khawatir hilirisasi tidak akan berjalan dengan baik.
"Akhirnya hanya mengalihkan kekayaan bangsa kita kepada bangsa lain dan market di luar negeri untuk pembesaran baru masuk ke dalam negeri," kata dia.
Perusahaan holding ini terdiri dari empat perusahaan BUMN antara lain PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero)/Inalum alias MIND ID, anak usahanya yakni PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Pertamina (Persero), dan PT PLN (Persero).
"Jadi bukan monopoli tapi jadikan perusahaan ini (IBC) lalu lintas jadi value added dan bargaining point yang selama ini kita jadi market saja," kata Erick Thohir.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Menteri BUMN Pahala Mansury menyebutkan total investasi yang dibutuhkan untuk proyek ini sangat besar, mencapai USD 17 miliar.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Pembentukan IBC Libatkan Pemain Global
Sebelumnya, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengumumkan secara resmi pembentukan Indonesia Battery Corporation (IBC).
Dalam proyek ini, Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan, IBC nantinya terdiri dari empat perusahaan BUMN antara lain PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero)/Inalum atau MIND-ID, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), Pertamina dan PLN.
Dari luar negeri, Erick mengatakan proyek ini juga melibatkan dua emiten pemain global, yakni Contemporary Amperex Technology atau CATL dan LG Chem Ltd.
"Permodalan sendiri kurang lebih ada dua partnershipnya. CATL sekitar USD 5 miliar lebih. Untuk yang LG Camp itu nilainya kurang lebih USD 13-17 miliar. Ini sebuah partnership yang besar banget,” kata Erick dalam sesi teleconference, Jumat (26/3/2021).
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Menteri BUMN Pahala Mansury menyebutkan total investasi yang dibutuhkan untuk proyek ini sangat besar, mencapai USD 17 miliar.
"Profil dari IBC ini nanti akan dimiliki dengan total komposisi saham yang sama antara ANTAM, MINE ID, Pertamina,dan juga PLN,” kata Pahala.
"Keempat BUMN ini bersatu membuat Industri Battery Corporation yang nanti masing-masing bagian supply chain dari industri baterai ini agar kita memiliki joint venture,” ia menambahkan.
Advertisement