Sukses

Indeks Sektor Saham Barang Konsumsi Masih Melemah, Bagaimana Prospeknya?

Indeks sektor saham barang konsumsi turun ke posisi 1.708,84 hingga Jumat, 26 Maret 2021.

Liputan6.com, Jakarta - Indeks sektor saham barang konsumsi cenderung melemah secara year to date (ytd). Tercatat indeks sektor saham barang konsumsi turun 6,73 persen hingga penutupan perdagangan saham Jumat, 26 Maret 2021.

Indeks sektor saham barang konsumsi turun ke posisi 1.708,84.  Kinerja indeks sektor saham barang konsumsi ini bahkan di bawah IHSG. Kinerja IHSG masih positif secara ytd. IHSG naik 3,62 persen ke posisi 6.195,56.

Kepala Riset PT Reliance Sekuritas Lanjar Nafi menuturkan, sejumlah faktor yang memicu indeks sektor saham barang konsumsi melemah.

Pertama, inflasi di bawah rata-rata. Inflasi Februari 2021 sebesar 0,10 persen dari Januari 2021 sebesar 0,26 persen. Angka inflasi Februari 2021 juga lebih rendah dibandingkan Februari 2020 sebesar 0,28 persen.

Tingkat inflasi tahun kalender (Januari-Februari) 2021 sebesar 0,36 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Februari 2021 terhadap Februari 2020) sebesar 1,38 persen.

Kedua, indeks keyakinan konsumen juga masih rendah. Indeks keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi membaik pada Februari.  Indeks Keyakinan Konsumen pada Februari 2021 sebesar 85,8 sedikit meningkat dibandingkan Januari 2021 sebesar 84,9.

Lanjar menuturkan, indeks keyakinan konsumen masih rendah seiring aktivitas konsumsi masyarakat yang berkurang akibat masa pandemi COVID-19 lalu.

"Hal ini direspons negatif oleh investor terhadap kinerja keuangan perusahaan di sektor konsumsi,” kata dia, saat dihubungi Liputan6.com, Minggu (28/3/2021).

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Saham yang Dapat Dicermati

Meski demikian, Lanjar menilai, sektor saham barang konsumsi masih prospektif ke depan. Hal ini seiring pemerintah terus melonggarkan kebijakan.

Ditambah penurunan suku bunga acuan, relaksasi pajak, meningkatkan dana pemulihan ekonomi nasional. Hal tersebut mendorong kemampuan konsumen  dalam negeri dan menaikkan inflasi.

"Kesuksesan vaksinasi juga ke depan bakal jadi trigger positif untuk memulihnya tingkat kepercayaan konsumen,” kata dia.

Untuk saham-saham yang dapat dicermati di sektor tersebut, Lanjar memilih saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), dan PT Kino Indonesia Tbk (KINO). “Bisa melihat saham-saham itu untuk jangka menengah dan panjang,” kata dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.