Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk/BNI (BBNI) optimistis kinerja bisnis internasional tetap positif pada 2021. Perseroan menargetkan bisnis internasional akan tumbuh di kisaran 15 persen pada 2021.
"Kita targetkan di tahun 2021 kita akan tumbuh sekitar 15 persen,” kata Direktur Treasury & International BNI Henry Panjaitan dalam video konferensi, Senin (29/3/2021).
Untuk mencapai target pertumbuhan bisnis internasional, BNI akan mendukung pendanaan para eksportir.
Advertisement
"Kita akan fokus pada transaksi tax finance. Ini juga sejalan dengan upaya untuk membantu Indonesia untuk bisa meningkatkan ekspor. Kami akan fokus ke perusahaan-perusahaan yang melakukan tax ekspor dengan pembiayaan-pembiayaan yang kompetitif,” kata dia.
Di sisi lain, Henry mengatakan keberadaan dari cabang luar negeri memungkinkan perseroan untuk membentuk pembiayaan bagi supplier dan buyer dari grup-grup perusahaan Indonesia dan debitur dari korporasi yang mempunyai anak perusahaan di luar negeri.
Selain itu, BNI juga akan fokus pada beberapa industri, salah satunya manufaktur. Industri ini memiliki andil besar dalam bisnis BNI di luar negeri melalui konsep value chain.
"Dengan konsep value chain, jadi pembiayan kredit di luar negeri tentu akan di-link-kan dengan debitur atau nasabah utama di Indonesia. Sehingga bisa membantu BNI untuk mitigasi risk,” kata dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Jurus BNI Jaga Kinerja pada 2021
Sebelumnya, Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI)/BNI, Royke Tumilaar mengatakan, pihaknya telah mengambil sejumlah langkah, strategi dan kebijakan untuk mempertahankan kinerja di tengah kondisi yang cukup sulit saat ini.
Royke menuturkan, komisaris secara konsisten turut pula mengarahkan, memantau, dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis bank tahun 2020. Antara lain melalui evaluasi terhadap Rencana Bisnis Bank (RBB) serta kinerja keuangan 2020.
"Para pemegang saham mendukung sepenuhnya berbagai kebijakan strategis yang diambil pada 2021 dalam menghadapi tantangan dan dinamika bisnis yang cepat,” kata Royke dalam video konferensi usai RUPST, Senin, 29 Maret 2021.
Adapun kebijakan-kebijakan strategis itu adalah, pertama, meningkatkan kualitas kredit melalui perbaikan manajemen risiko.
Kedua, meningkatkan digital capability dalam memenuhi kebutuhan nasabah. Ketiga, meningkatkan ekspansi bisnis secara berkelanjutan. Keempat, meningkatkan CASA dan FBI melalui peningkatan transaksi.
Kelima, optimalisasi jaringan dan bisnis internasional dengan memperkuat kerja sama partnership. "Keenam, optimalisasi Kontribusi Perusahaan Anak. Ketujuh, optimalisasi HC dalam mendukung bisnis bank," ujar Royke.
Advertisement