Sukses

IHSG Tergelincir 1,5 Persen, Ini Penyebabnya

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 1,55 persen atau 95,37 poin ke posisi 6.071,44 pada penutupan perdagangan saham Selasa, 30 Maret 2021.

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali tertekan. Aksi jual investor asing mendorong IHSG meninggalkan posisi 6.100 pada perdagangan saham Selasa (30/3/2021).

Mengutip data RTI, IHSG turun 1,55 persen atau 95,37 poin ke posisi 6.071,44. Indeks saham LQ45 merosot 1,78 persen ke posisi 916,88. Seluruh indeks saham acuan kompak tertekan. Sebanyak 374 saham melemah sehingga menekan IHSG. 122 saham menguat dan 133 saham diam di tempat.

Pada Selasa pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.170,66 dan terendah 6.046,46. Total frekuensi perdagangan saham 1.064.798 kali.

Total volume perdagangan saham 14,9 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 10,4 triliun. Investor asing melepas Rp 328,38 miliar di pasar reguler. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran Rp 14.369.

10 sektor saham kompak tertekan. Sektor saham konstruksi susut 2,55 persen, dan mencatatkan penurunan terbesar. Diikuti sektor saham pertanian melemah 2,38 persen dan sektor saham perdagangan tergelincir 1,92 persen.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 3 halaman

Kata Analis

Analis PT MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menuturkan, IHSG terkoreksi cukup agresif seiring masih berada di fase koreksi dan masih inline dengan kisaran IHSG pada Selasa, 30 Maret 2021. IHSG diperkirakan bergerak di kisaran support 6.060-5.735 dan resistance 6.360-6.400.

Aksi jual investor asing juga menambah tekanan terhadap IHSG. Tercatat aksi jual investor asing mencapai Rp 328,38 miliar di pasar reguler. Herditya menambahkan, investor asing juga banyak melepas saham unggulan antara lain PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Astra International Tbk (ASII), dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR).

"Kami perkirakan outflow ini untuk memindahkan ke aset yang tergolong lebih aman karena masih ada ketidakpastian dari perkembangan perekonomian global,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.

Ia mengatakan, ada libur Jumat Agung pada pekan ini juga memicu aksi jual untuk menghadapi libur panjang.

Saat ditanya mengenai dampak margin call di bursa saham Amerika Serikat karena Archegos Capital, Herditya menilai, hal itu kemungkinan kecil. Hal ini seiring bursa saham AS ditutup beragam dengan indeks Dow Jones positif. Meski demikian, sentimen tersebut dapat dicermati.

Sementara itu, Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menuturkan, saat ini masih terdapat data makro ekonomi domestik maupun global yang berpotensi memberikan pengaruh positif terhadap pergerakan IHSG. 

Saat ditanya mengenai dampak Archegos Capital Management yang gagal  memenuhi margin call, Nafan menilai, hal itu dapat menjadi sentimen negatif. "Saya akui terdapat efek domino yang negatif terhadap kinerja indeks di Tanah Air khususnya," ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.

3 dari 3 halaman

Sektor Saham yang Dapat Dicermati

Herditya menilai, tekanan IHSG masih wajar pada perdagangan saham Selasa pekan ini. “Target koreksi IHSG kami ke area 5.950-6.000,” ujar dia.

Ia mengatakan, dengan IHSG yang tertekan ini, pelaku pasar dapat trading dalam jangka pendek. “Cukup trading jangka pendek dan jangan terlalu agresif,” kata dia.

Adapun sektor saham yang dapat dicermati antara lain sektor saham barang konsumsi dan konstruksi dalam jangka pendek.

”Saham Unilever Indonesia, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), dan PT PP Tbk (PTPP) boleh dicermati,” kata dia.

Sementara itu, Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menuturkan, saat ini masih terdapat data makro ekonomi domestik maupun global yang berpotensi memberikan pengaruh positif terhadap pergerakan IHSG.