Liputan6.com, Jakarta - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden meluncurkan rencana program infrastruktur senilai USD 2 triliun atau sekitar Rp 29.049 triliun (asumsi kurs Rp 14.524 per dolar Amerika Serikat). Salah satu untuk membiayai program infrastruktur itu dengan menaikkan pajak.
Paket program infrastruktur tersebut untuk memodernisasi jaringan transportasi AS yang runtuh, menciptakan jutaan pekerjaan dan investasi dalam satu generasi.
Joe Biden berencana mendanai program infrastruktur dengan menaikkan tarif pajak perusahaan menjadi 28 persen. Sebelumnya Partai Republik memangkas retribusi menjadi 21 persen dari 35 persen sebagai bagian dari undang-undang (UU) pajak 2017.
Advertisement
Baca Juga
Pemerintah juga ingin meningkatkan pajak minimum untuk perusahaan multinasional dan memastikan membayar setidaknya 21 persen pajak di negara manapun. Demikian dilansir dari CNBC, Kamis (1/4/2021).
Biden menuturkan, kenaikan pajak perusahaan menjadi 28 persen masih akan membuat tarif lebih rendah dari pada selama hampir 70 tahun antara perang dunia II dan 2017.
“Tak seorang pun izinkan saya mengatakannya, tidak seorang pun yang berpenghasilan di bawah USD 400.000 akan melihat pajak federal mereka naik. Ini bukan tentang menghukum siapa pun. Saya tidak menentang jutawan dan miliarder,” ujar Joe Biden dikutip dari Channel News Asia.
Pada tahap pertama dari program Build Back Better Biden yang dikemukan Biden dalam pidatonya di Pittsburgh, merinci investasi besar-besaran yang tersebar selama delapan tahun.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Rincian Dana Infrastruktur
Untuk infrastruktur transportasi diperlukan suntikan dana USD 620 miliar atau sekitar Rp 9.005 triliun untuk peningkatan jalan sepanjang 32.000 KM, perbaiki ribuan jembatan dan transportasi umum.
Kemudian dana sekitar USD 400 miliar atau sekitar Rp 5.800 triliun yang digunakan untuk merawat lansia dan penyandang disabilitas warga AS. Selanjutnya siapkan dana lebih dari USD 300 miliar atau sekitar Rp 4.350 triliun yang digunakan untuk meningkatkan infrastruktur air minum, memperluas akses broadband dan meningkatkan jaringan listrik.
Selanjutnya habiskan lebih dari USD 300 miliar Rp 5.800 triliun untuk membangun dan memperbaiki perumahan yang terjangkau, membangun dan meningkatkan sekolah. Lalu investasikan USD 580 miliar atau sekitar Rp 8.411 triliun yang digunakan untuk manufaktur, penelitian dan pengembangan serta pelatihan kerja di AS.
“Hari ini saya mengusulkan sebuah rencana untuk bangsa yang menghargai pekerjaan bukan hanya menghargai kekayaan. Itu membangun ekonomi yang adil yang memberi setiap orang kesempatan untuk sukses. Itu akan menciptakan ekonomi yang paling kuat, paling tangguh dan inovatif di dunia,” ujar Biden.
Ia menambahkan, ini adalah investasi sekali dalam satu generasi di AS. “Tidak seperti apa pun yang telah kami lihat dan lakukan sejak kami membangun sistem jalan raya antarnegara bagian dan perlombaan antariksa beberapa dekade lalu,” kata dia.
Advertisement
Bakal Perkuat Posisi AS
Pengeluaran dana untuk infrastruktur ini dilakukan setelah AS meloloskan rencana stimulus ekonomi untuk COVID-19 hampir USD 2 triliun. Pidato Biden menembakkan senjata awal yang diperkirakan akan menjadi pertempuran pahit di Kongres. Partai Demokrat hanya memegang mayoritas tipis dan akan hadapi oposisi kuat dari Partai Republik.
Joe Biden menggambarkan cetak biru itu sebagai investasi pekerjaan AS yang terbesar sejak Perang Dunia II yang akan memperkuat posisi negara itu di puncak ekonomi global.
“Ini akan menciptakan jutaan pekerjaan, pekerjaan dengan gaji yang baik. Ini akan menumbuhkan ekonomi, membuat kita lebih kompetitif di seluruh dunia, mempromosikan kepentingan keamana nasional dan menempatkan kita pada posisi untuk memenangkan persaingan global dengan China pada tahun-tahun mendatang,” tutur dia.
Meski demikian, kritik juga datang bahkan sebelum Biden memberikan pidatonya. Beberapa di antaranya dari partai sendiri. Alexandria Ocasio-Cortex mengatakan paket seharusnya lebih besar lagi.
Apa Kata Donald Trump?
Dari sisi berlawanan, mantan Presiden AS dari Partai Republik Donald Trump menuturkan, kenaikan pajak akan menghancurkan manufaktur AS. Ia menilai undang-undang yang diusulkan sebagai di antara luka ekonomi yang ditimbulkan sendiri yang terbesar dalam sejarah.
Beberapa bulan mendatang akan menguji keterampilan bernegosiasi Biden, seorang veteran pembuat kesepakatan Washington. Kemungkinan rencana infrastrukturnya menjadi undang-undang tetap tidak pasti.
Rencana infrastruktur juga termasuk memicu revolusi kendaraan listrik dengan membangun jaringan pengisi daya 500.000 EV menggantikan 50.000 kendaraan transit diesel dan mempercepat transisi ekonomi yang lebih hijau yang membuat infrastruktur lebih tahan terhadap perubahan iklim.
The American Jobs plan akan mengarah pada kemajuan transformasional untuk mengatasi perubahan iklim dengan membuat infrastruktur kami lebih aman dan tangguh serta memanfaatkan peluang luar biasa bagi pekerja AS dan petani AS dalam masa depan energi yang bersih,” ujar Biden.
Akan tetapi membangun konsensus politik untuk mengubah rencana Biden menjadi kenyataan bukan tugas mudah. Baik pendahulunya Barack Obama dan Trum membuat janji besar atas investasi infrastruktur tetapi berjuang untuk membuat kemajuan apapun.
"Saya pikir ada peluang besar sekarang untuk mendapatkan dukungan bipartisan untuk visi infrastruktur yang besar dan berani,” ujar Sekretaris Transportasi Baru Pete Buttigieg.
Advertisement