Liputan6.com, Jakarta - PT Sat Nusapersada Tbk (PTSN), emiten manufaktur teken perjanjian kredit investasi dengan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) pada 26 Maret 2021.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Sat Nusapersada Tbk teken perjanjian kredit untuk kredit investasi senilai USD 10,35 juta atau sekitar Rp 150,73 miliar (asumsi kurs Rp 14.563 per dolar AS) dan USD 1.775.460 atau sekitar Rp 25,85 miliar. Total sekitar Rp 176,58 miliar.
Perseroan menyatakan dengan ada tambahan pembiayaan dari perbankan, sehingga dapat mengembangkan usaha dengan investasi dalam pengadaan fasilitas produksi termasuk pembelian mesin surface mount technology (SMT) dan perangkat pendukung lainnya sehingga dapat menunjang peningkatan kapasitas produksi.
Advertisement
Baca Juga
Selain itu, ada kredit investasi ini akan meningkatkan likuiditas keuangan perseroan. Namun, ada beban bunga yang harus dibayar per bulan.
“Kelangsungan usaha perseroan akan tetap terjaga,” demikian mengutip keterbukaan informasi BEI yang diteken Direktur Utama PT Sat Nusapersada Tbk Abidin Fan pada 31 Maret 2021.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Kinerja Keuangan
Hingga September 2020, perseroan mencatat laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD 4,33 juta. Perolehan laba itu naik hingga September 2019 sebesar USD 2,06 juta.
Pendapatan perseroan turun dari USD 271,04 juta hingga September 2019 menjadi USD 116,05 juta hingga kuartal III 2020. Dengan melihat kondisi itu, laba tahun berjalan per 1.000 saham dasar menjadi 0,82 hingga September 2020 dari periode sama tahun sebelumnya 0,43.
Total liabilitas tercatat USD 69,24 juta dan ekuitas USD 82,53 juta hingga September 2020. Total aset perseroan mencapai USD 151,77 juta hingga September 2020. Perseroan kantongi kas dan setara kas USD 4,01 juta hingga 30 September 2020.
Pada penutupan perdagangan saham, Kamis, 1 April 2021, saham PTSN naik 0,51 persen menjadi Rp 198 per saham. Saham PTSN dibuka stagnan Rp 197. Saham PTSN berada di level tertinggi Rp 200 dan terendah Rp 196 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 95 kali dengan nilai transaksi Rp 67,3 juta.
Advertisement