Sukses

Sektor Saham Konstruksi Pimpin Pelemahan, IHSG Tergelincir 0,46 Persen

Pada penutupan sesi pertama perdagangan saham, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 0,46 persen atau 27,69 poin ke posisi 5.983,76.

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) fluktuaktif pada perdagangan saham sesi pertama, Senin (5/4/2021). Sektor saham konstruksi pimpin pelemahan di antara 10 sektor saham.

Pada penutupan sesi pertama perdagangan saham, IHSG melemah 0,46 persen atau 27,69 poin ke posisi 5.983,76. Indeks saham LQ45 susut 0,21 persen ke posisi 900. Seluruh indeks saham acuan kompak melemah.

Pada sesi pertama, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.981,33 dan terendah 5.981,33. Sebanyak 275 saham melemah sehingga menekan IHSG. 187 saham menguat dan 159 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan saham 605.300 kali dengan volume perdagangan saham 10,6 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 4,9 triliun. Investor asing lepas saham Rp 496,24 miliar. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran Rp 14.480.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor saham aneka industri naik 0,84 persen. Sektor saham konstruksi turun 1,87 persen, dan catat penurunan terbesar. Diikuti sektor saham pertanian susut 0,78 persen dan sektor saham keuangan merosot 0,66 persen.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Gerak Saham

Saham-saham yang catat top gainers antara lain saham VIVA naik 32,69 persen, saham BBSI menguat 24,71 persen, saham OMRE mendaki 24,22 persen, saham MDIA meroket 23,73 persen dan saham TFAS naik 21,47 persen.

Saham-saham yang melemah atau top losers antara lain saham APEX turun 6,96 persen, saham AGRS merosot 6,95 persen, saham IDPR susut 6,92 persen, saham PTPP susut 6,91 persen, dan saham BNBA tergelincir 6,91 persen.

Saham-saham yang dibeli investor asing antara lain saham ITMG sebesar Rp 16,6 miliar, saham BMRI sebesar Rp 13 miliar, saham UNTR sebesar Rp 12,3 miliar, saham BBNI sebesar Rp 6,7 miliar, dan saham ASII sebesar Rp 6,7 miliar.

Sedangkan saham-saham yang dijual investor asing antara lain saham BBRI sebesar Rp 358,5 miliar, saham BBCA sebesar Rp 94,3 miliar, saham MDKA sebesar Rp 22,2 miliar, saham TOWR sebesar Rp 6,1 miliar dan saham EMTK sebesar Rp 5,2 miliar.