Sukses

Meneropong Prospek Kinerja Saham Emiten BUMN Karya

Sejumlah saham emiten BUMN Karya tergelincir pada perdagangan saham Senin, 5 April 2021 setelah mantan Menteri BUMN Dahkan Iskan menyoroti kinerja BUMN Karya.

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah saham emiten BUMN Karya melemah hingga menyentuh batas auto rejection bawah (ARB) pada perdagangan saham Senin, (5/4/2021). Hal ini setelah mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan buka suara soal kinerja sejumlah BUMN Karya yang tak memuaskan.

Di sisi lain, emiten BUMN karya masih mencatatkan kinerja keuangan yang kurang menggembirakan pada 2020. Mengutip data RTI, saham PT PP Tbk (PTPP) turun 6,91 persen ke posisi Rp 1.280 per saham.

Hal ini juga diikuti saham PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) tergelincir 6,84 persen ke posisi Rp 1.430 per saham. Saham PT Adhi Karya Tbk (ADHI) susut 6,7 persen ke posisi Rp 1.045 per saham.

Kemudian saham PT Waskita Karya Tbk (WSKT) turun 6,64 persen ke posisi Rp 1.055 per saham. Head of Research PT Reliance Sekuritas Indonesia, Lanjar Nafi menilai menilai, secara fundamental emiten BUMN Karya memang mendapat sentimen negatif dari pandemi COVID-19.

Kebijakan menjaga jarak hingga pembatasan sosial berskala besar (PSBB) sempat membuat proyek-proyek emiten karya terhenti sehingga tidak dapat mencapai target pembangunannya.

"Secara prospek kalau menurut saya emiten (BUMN-red) karya akan berpegang pada kesuksesan pembentukan lembaga pengelolaan investasi. Di mana dengan berjalannya SWF indonesia yang di gadang-gadang dapat membiayai sebagian proyek emiten karya dan mengurangi sebagian penggunaan utang," ujar Lanjar.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Prospek Kinerja

Faktor Pendukung Prospek Kinerja BUMN Karya pada 2021 Seperti yang disinggung Lanjar sebelumnya. Prospek kinerja emiten BUMN Karya akan ditentukan oleh keagresifan pemerintah dalam melonggarkan kebijakan hingga pembentukan badan Lembaga Pengelolaan Investasi (LPI).

Upaya-upaya tersebut diharapkan dapat memangkas penggunaan hutang emiten karya untuk proyek-proyek mereka.

“Pemerintah telah melakukan beberapa kebijakan. Di antaranya pelonggaran PSBB dan pengecualian untuk sektor konstruksi, penurunan suku bunga hingga di level terendah saat ini untuk melonggarkan biaya pinjaman, pembentukan lembaga investasi yang nantinya memasarkan proyek-proyek infrastruktur pemerintah yang notabennya dimiliki emiten karya BUMN,” kata Lanjar.

Kinerja BUMN Karya Bisa Kembali Positif

Di tengah situasi seperti ini, Lanjar mengatakan BUMN Karya masih memiliki peluang untuk mencatatkan kinerja positif. Hal ini dapat terjadi selama kebijakan, pelonggaran dan agresivitas pemerintah dilakukan dengan cepat dan tepat sasaran.

"Selama pemerintah terus melakukan pembangunan infrastruktur negara dan tingkat suku bunga rendah untuk mengakomodir biaya pinjaman serta pembentukan SWF yang segera diresmikan dan dijalankan,” kata dia.

Rekomendasi Saham

Untuk sektor ini, Lanjar membeberkan saham-saham berikut untuk bisa dicermati, antara lain: Waskita Karya (WSKT), Wijaya Karya (WIKA), Adhi Karya (ADHI), dan Pembangunan Perumahan (PTPP).