Liputan6.com, Jakarta - Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Timah Tbk (TINS)sepakat tidak membagikan dividen untuk tahun buku 2020. Adapun pembahasan dividen tersebut masuk dalam mata acara ketiga RUPST yang digelar Selasa, (6/4/2021).
Hal ini disampaikan Direktur Utama Timah Mochtar Riza Pahlevi Tabrani dalam keterangannya usai RUPST yang digelar hari ini.
"Untuk agenda ketiga yakni penggunaan laba bersih perusahaan, tidak ada pembagian laba," ujar Direktur Utama PT Timah Tbk Mochtar Riza Pahlevi Tabrani dalam keterangannya usai RUPST, Selasa, 6 April 2021.
Advertisement
Artikel alasan PT Timah tak bagi dividen 2020 menyita perhatian pembaca di saham pada Selasa, 6 April 2021. Ingin tahu artikel terpopuler lainnya di saham? Berikut sejumlah artikel terpopuler di saham yang dirangkum pada Rabu, (7/4/2021):
1.Alasan PT Timah Tak Bagi Dividen 2020
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Timah Tbk (TINS)sepakat tidak membagikan dividen untuk tahun buku 2020. Adapun pembahasan dividen tersebut masuk dalam mata acara ketiga RUPST yang digelar Selasa, (6/4/2021).
Hal ini disampaikan Direktur Utama Timah Mochtar Riza Pahlevi Tabrani dalam keterangannya usai RUPST yang digelar hari ini.
"Untuk agenda ketiga yakni penggunaan laba bersih perusahaan, tidak ada pembagian laba," ujar Direktur Utama PT Timah Tbk Mochtar Riza Pahlevi Tabrani dalam keterangannya usai RUPST, Selasa, 6 April 2021.
Berita selengkapnya baca di sini
2.Indo Tambangraya Megah Tebar Dividen USD 35,5 Juta
PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) akan membagikan dividen USD 35,5 juta atau 90 persen dari laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk perseroan pada 2020. Perseroan membukukan laba USD 39,5 juta pada 2020.
Keputusan pembagian dividen itu ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Selasa, 6 April 2021.
Perseroan telah membagikan dividen USD 22,8 juta atau setara dengan Rp 307 per saham pada 24 November 2020. Hal ini berlaku efektif setelah mendapatkan persetujuan dari Dewan Komisaris pada 26 Oktober 2020. Demikian mengutip dari keterangan tertulis perseroan.
Berita selengkapnya baca di sini
3.Kian Menggeliat, Saham Syariah Mendominasi di Bursa pada 2020
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan, industri pasar modal Syariah Indonesia dalam kurun waktu lima tahun terakhir mengalami pertumbuhan yang positif. Hal ini tercermin dari jumlah saham syariah terus meningkat dari 331 pada 2015 menjadi 449 saham syariah per 26 Maret 2021.
"Untuk tahun 2020 itu adalah 441 saham atau 61,8 persen dari total saham yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI),” papar Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso dalam webinar Pasar Modal Syariah, Sarana Investasi Amanah - Sharia Fair 2021, Selasa, 6 April 2021.
Adapun kapitalisasi pasar modal syariah mencapai Rp 3,57 triliun dengan pangsa pasar sebesar 47,78 persen per 19 Maret 2021. Kemudian jumlah investor saham syariah naik 1,65 persen menjadi 85.891 investor per Desember 2020.