Sukses

Kontribusi Pasar Modal Syariah terhadap PDB Masih Terbatas

Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Hasan Fawzi menuturkan, pasar modal syariah masih punya ruang bertumbuh

Liputan6.com, Jakarta - Tahun ini, bertepatan dengan satu dekade bangkitnya pasar modal syariah (PMS) di Indonesia. Dalam kurun waktu tersebut, kontribusi total aset PMS terhadap PDB tercatat signifikan.

Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Hasan Fawzi membeberkan, hal itu didukung potensi Indonesia sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia. Untuk itu, pihak bursa optimistis dengan pengembangan PMS ke depan.

"Kita sangat optimistis dalam konteks pengembangan pasar modal syariah kita ke depannya. Beberapa data pendukung ini menunjukkan bahwa dari sisi environment sangat mendukung. Misalnya saja yang pertama tentu populasi masyarakat muslim Indonesia yang luar biasa besar ini jumlahnya,” ujar dia dalam diskusi virtual 1 Dekade Kebangkitan Pasar Modal Syariah, Rabu (7/4/2021).

Hasan memaparkan, total populasi muslim di Indonesia mencapai 229 juta, atau merepresentasikan sekitar 13 persen dari populasi muslim di seluruh dunia.

"Ini potensi yang memang menjadi target yang bisa kita harapkan berkembang dari waktu ke waktu ke depannya,” imbuhnya.

Namun demikian, Hasan mencatat kontribusi pasar modal Indonesia terhadap PDB masih cukup terbatas, sekalipun dalam beberapa tahun terakhir mengalami perkembangan. Pada 2020, total aset PMS (saham syariah, reksa dana Syariah dan Sukuk) tercatat sebesar Rp 4.597 triliun. Angka ini berkontribusi 29 persen terhadap PDB.

Sementara kapitalisasi saham syariah 2020 mencapai Rp 3.550 triliun, atau andil 24 persen terhadap PDB 2020 sebesar Rp 15.434 triliun.

"Ini juga banyak ruang, tentu, dan menjadi ruang yang berpotensi untuk pengembangan lebih lanjut,” ujar Hasan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Strategi BEI Sambut Peta Jalan OJK Terkait Pasar Modal Syariah

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) menyambut baik roadmap pengembangan pasar modal syariah yang diterbitkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Roadmap ini merupakan tahap pengembangan kedua untuk kurun waktu lima tahun mendatang hingga 2024.

"Kami di Bursa Efek Indonesia tentunya menjadikan roadmap dari pengembangan pasar modal Syariah OJK ini sebagai acuan. Sehingga kami di bursa kemudian menyelaraskan arah pengembangan pasar modal Syariah supaya terus sejalan dengan arahan dari roadmap dimaksud," ujar Direktur Pengembangan BEI, Hasan Fawzi dalam webinar Pasar Modal Syariah, Sarana Investasi Amanah - Sharia Fair 2021, Selasa, 6 April 2021.

Sehubungan dengan itu, Bursa memiliki beberapa program yang telah dikembangkan. Antara lain, yang pertama yakni program literasi inklusi. Program ini dimaksudkan untuk memperkuat basis investor syariah terutama investor ritel.

"Kami juga melakukan program pengembangan untuk efek maupun instrumen syariah dalam rangka memperluas bauran produk dari pasar modal Syariah menjadi pilihan yang cukup banyak,” kata Hasan.

Kemudian dari sisi infrastruktur, BEI juga mengembangkan untuk memperkuat layanan maupun landasan hukum serta fatwa-fatwa yang mendukung pasar modal syariah.Tak hanya itu, BEI juga memperkuat sinergi dengan para stakeholder dalam rangka memastikan pengembangan pasar modal syariah.

Terakhir, ada juga upaya Bursa untuk terus memanfaatkan solusi teknologi dan digital yang kian menjadi tren saat ini dalam rangka peningkatan edukasi pemahaman serta investasi syariah.

"Kami di Bursa juga sudah merumuskan salah satu pilar di master plan 5 tahun ke depan pengembangan di Bursa itu adalah mengembangkan pertumbuhan baru. Di mana di dalam pilar ini secara khusus kami juga merumuskan program pengembangan pasar modal syariah yang memang kami pandang sebagai area pertumbuhan baru yang sangat potensial kedepannya,” pungkas Hasan.