Liputan6.com, Jakarta - Pemegang saham terbesar Tencent, Prosus menjual saham senilai USD 14,7 miliar atau sekitar Rp 214,15 triliun (asumsi kurs Rp 14.568 per dollar AS). Dana hasil penjualan saham tersebut digunakan untuk investasi.
Prosus, bagian dari perusahan media dan investasi Naspers menjual dua persen saham Tencent senilai 114,2 miliar dollar Hong Kong atau sekitar USD 14,7 miliar. Berdasarkan data Refinitiv, transaksi penjualan saham itu termasuk terbesar. Kepemilikan saham di Tencent termasuk investasi Nasper yang paling sukses.
Setelah rilis berita tersebut, saham Tencent turun 1,5 persen pada Kamis, 8 April 2021 di bursa saham Hong Kong. Setelah transaksi penjualan saham itu, Prosus akan tetap menjadi pemegang saham terbesar Tencent yang mencapai 28,9 persen.
Advertisement
Namun, status pemegang saham pengendali akan hilang, yang menurut aturan pencatatan bursa saham Hong Kong diberikan kepada investor yang memiliki setidaknya 30 persen hak suara.
Induk usaha Prosus, Naspers, membayar USD 32 juta untuk 46,5 persen saham Tencent. Saat ini sahamnya bernilai USD 221 miliar. Realisasi investasi itu dapat disaingi Softbank yang tempatkan dana USD 20 juta di Alibaba pada 2000.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Mendukung Kas
Kesepakatan itu akan memberikan dorongan signifikan untuk cadangan kas Prosus. Perusahaan investasi yang berbasis di Amsterdam itu melaporkan posisi kas USD 4,3 miliar pada akhir tahun lalu.
“Prosus bermaksud menggunakan hasil penjualan untuk meningkatkan fleksibilitas keuangannya untuk berinvestasi dalam pertumbuhan, ditambah untuk tujuan perusahaan secara umum,” kata Prosus dalam sebuah pernyataan, seperdi dilansir dari CNN, Jumat, (9/4/2021).
Prosus janji tidak jual lagi saham Tencent setidaknya selama tiga tahun ke depan. Tencent pun membukukan lonjakan laba yang besar pada kuartal IV 2020 bahkan melampaui perkiraan.
Namun, realisasi kinerja saat ini dibayangi kekhawatiran tindakan keras pemerintah yang meningkat terhadap perusahana teknologi China.
Prosus yang sebagian besar investasi di perusahaan internet mengatakan pihaknya mendapatkan keuntungan dari pertumbuhan konsumsi internet dan transformasi digital seiring pandami COVID-19 yang terjadi.
"Fokus sekarang ke bisnis dan peningkatkan fleksibilitas keuangan, dan memberikan ruang untuk dapat menyebarkan berbagai peluang alokasi modal," ujar Direktur Keuangan Naspers Basil Sgourdos.
Advertisement