Sukses

Ada Sentimen Neraca Dagang, Bagaimana Prediksi IHSG?

CEO PT Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya menuturkan, neraca dagang masih cukup stabil sehingga bisa jadi katalis positif.

Liputan6.com, Jakarta - Pengumuman neraca dagang Maret 2021 dinilai mampu menjadi sentimen bagi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Hal tersebut diungkapkan CEO PT Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya. "Data perekonomian itu semuanya pasti memberikan sentimen mau kecil mau besar," katanya kepada Liputan6.com, ditulis Kamis, (15/4/2021).

Pada Maret 2021, William memprediksi pergerakan neraca dagang masih cukup stabil. Hal ini diharapkan mampu menjadi sentimen positif untuk pergerakan IHSG.

"Terkait neraca dagang, kalau kita lihat cukup stabil ya, secara garis besar hal tersebut bisa menopang pergerakan IHSG," ujar dia.

Selain itu, terdapat beberapa faktor yang mampu mendorong pergerakan IHSG ke arah yang lebih baik, salah satunya perputaran roda ekonomi di Tanah Air.

"Sentimen positif, tentunya perputaran roda perkenomian, salah satu menjaga kestabilan ekonomi, karena kita lihat langkah pemerintah juga banyak," tuturnya.

Untuk dorongan dari luar negeri, William menyebut, saat ini beberapa negara sudah kembali membuka jalur perdagangan lintas negara.

"Kalau dari sisi luar negari mungkin salah satu yang cukup membantu roda perekonomian bergerak memang saling membuka diri, jadi lintas antar negara bisa berjalan lebih lancar dari sebelumnya," katanya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Penutupan IHSG pada 14 April 2021

Sebelumnya, gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu perkasa pada perdagangan saham, Rabu, 14 April 2021. 10 sektor saham kompak menguat dan aksi beli saham oleh investor asing angkat IHSG.

Pada penutupan perdagangan saham, IHSG naik 2,07 persen ke posisi 6.050,27. Indeks saham LQ45 meroket 2,63 persen ke posisi 904,88. Seluruh indeks saham acuan kompak menanjak. 322 saham menguat  sehingga mengangkat IHSG.

187 saham melemah dan 137 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan saham 1.036.710 kali dengan volume perdagangan 15,6 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 10,2 triliun. Investor asing beli saham Rp 1,04 triliun di seluruh pasar.  Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran Rp 14.602.

Secara sektoral, 10 sektor saham kompak menguat. Sektor saham keuangan naik 3,07 persen, dan pimpin penguatan. Diikuti sektor saham aneka industri menanjak 2,44 persen dan sektor saham industri dasar menguat 2,05 persen.

Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:

-Saham NPGF naik 35 persen

-Saham MPOW meroket 34,55 persen

-Saham KARW menanjak 34,38 persen

-Saham TAPG mendaki 25 persen

-Saham BMAS naik 24,84 persen

Saham-saham yang masuk top losers antara lain:

-Saham FIMP susut 9,82 persen

-Saham PPGL melemah 7,61 persen

-Saham ARGO turun 6,94 persen

-Saham TIFA susut 6,92 persen

-Saham BAJA melemah 6,9 persen

Saham-saham yang dibeli investor asing antara lain:

-Saham BBCA senilai Rp 309 miliar

-Saham ANTM sebesar Rp 69,4 miliar

-Saham BBRI sebesar Rp 59,4 miliar

-Saham BTPS senilai Rp 14,6 miliar

-Saham TINS senilai Rp 10,5 miliar

Saham-saham yang dijual investor asing:

-Saham BMRI senilai Rp 119,6 miliar

-Saham ARTO senilai Rp 25,6 miliar

-Saham BBNI senilai Rp 22,1 miliar

-Saham INKP senilai Rp 18,9 miliar

-Saham ACES senilai Rp 17,8 miliar

Bursa saham Asia cenderung menguat. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 1,42 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi menguat 0,42 persen, indeks saham Shanghai menanjak 0,60 persen dan indeks saham Taiwan menguat 0,24 persen. Sementara itu, indeks saham Jepang Nikkei turun 0,44 persen dan indeks saham Singapura melemah 0,23 persen.

Â