Liputan6.com, Jakarta - PT Lima Dua Lima Tiga Tbk, pemilik dan pengelola Lucy In The Sky menggelar penawaran saham perdana ke publik atau initial public offering (IPO) dengan menawarkan 32,61 persen ke publik. Jumlah saham yang ditawarkan itu 337.500.000 saham atau 337,50 juta saham baru dengan nilai nominal Rp 10
Sekretaris Perusahaan PT Lima Dua Lima Tiga Tbk, Ratna Sari menuturkan, perseroan memilih IPO untuk mengembangkan usaha dengan didukung waktu yang tepat. Perseroan akan menggunakan dana IPO untuk modal kerja, renovasi gerai LUCY yang ada di SCBD, dan mengembangkan gerai LUCY di empat titik antara lain di Jakarta, Surabaya, Bandung dan Bali.
"Saatnya sudah tepat, melihat background dari perusahaan kami yang memang baik. Dan saatnya kami melebarkan sayapnya dengan melaksanakan dan memilih IPO," ujar Ratna saat dihubungi Liputan6.com, lewat pesan singkat, Kamis (15/4/2021).
Advertisement
Adapun mengutip prospektus singkat perseroan, dana hasil IPO sekitar 91,80 persen digunakan untuk modal kerja dengan rincian:
-Sekitar 8,01 persen digunakan perseroan untuk pembayaran sewa gerai selama setahun yang terletak di SCBD yang dibayarkan kepada pihak ketiga sebesar Rp 2,24 miliar
-Sekitar 91,99 persen akan digunakan perseroan untuk kegiatan operasional seluruh gerai Perseroan mencakup namun tidak terbatas pada pembayaran sewa selama setahun, pembayaran gaji karyawan, proses rekrutmen. Kemudian pengelolaan sumber daya manusia, pelatihan karyawan, pengembangan sistem yang terintegrasi untuk pengelolaan gerai dan biaya-biaya pemasaran yang dibutuhkan untuk tujuh gerai baru.
Sisanya sekitar 8,2 persen akan digunakan untuk membayar pihak ketiga dalam rangka renovasi gerai SCBD sekitar Rp 2,5 miliar.
Selain itu, perseroan juga menerbitkan sebanyak-banyaknya 236.250.000 waran seri I yang menyertai saham baru perseroan atau sebanyak-banyaknya 33,87 persen dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh.
Waran diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif bagi pemegang saham baru yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham pada tanggal penjatahan. Setiap pemegang 10 saham baru perseroan berhak memperoleh tujuh waran seri I. Dana hasil penerbitan waran digunakan untuk modal kerja.
Selain itu, perseroan juga menggelar program alokasi saham pegawai (program ESA) dengan mengalokasikan jumlah sebanyak-sebanyaknya 33.750.000 saham.
Dalam rangka IPO ini, perseroan telah menunjuk PT Indo Capital Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek. Perseroan akan mencatatkan saham perdana pada Mei 2021.
"Semoga tidak ada hambatan, mungkin sebelum Idul Fitri kami sudah dapat melantai di bursa efek. Semoga awal Mei, kami dapat melaksanakan melantai di bursa,” tutur dia.
Saat dikonfirmasi mengenai artis Wulan Guritno yang menjadi salah satu komisaris di perseroan, Ratna membenarkan hal itu. “Iya, beliau sebagai komisaris independen kami,” kata dia.
Adapun pemegang saham perseroan antara lain Felly Imransyah memegang 45,80 persen saham, PT CRA sebesar 29,68 persen, dan Surya Andarurachman Putra sebesar 24,52 persen.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Jadwal IPO
Berikut jadwal sementara IPO:
Masa penawaran awal: 13 April 2021-19 April 2021
Perkiraan tanggal efektif: 27 April 2021
Perkiraan masa penawaran umum: 29 April 2021
Perkitaan tanggal penjatahan: 3 Mei 2021
Perkiraan tanggal pengembalian uang pemesanan: 4 Mei 2021
Perkiraan tanggal distribusi saham dan waran seri I secara elektronik: 5 Mei 2021
Perkiraan pencatatan saham dan waran seri I pada Bursa Efek Indonesia (BEI): 5 Mei 2021
Perkiraan awal perdagangan waran seri I: 6 Mei 2021
Perkiraan akhir perdagangan waran seri I
-Pasar regular dan negosiasi: 1 Mei 2024
-Pasar tunai: 3 Mei 2024
Perkiraan awal pelaksanaan waran seri I: 8 November 2021
Perkiraan akhir pelaksanaan waran seri I: 6 Mei 2024
Perkiraan akhir masa berlaku waran seri I: 6 Mei 2024.
Advertisement