Liputan6.com, Jakarta - Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Astra International Tbk (ASII) memutuskan membagikan dividen Rp 114 per saham. Dividen itu setara Rp 4,61 triliun dari laba bersih 2020 sebesar Rp 16,16 triliun.
Perseroan akan membagikan dividen final atau sisa dividen Rp 87 per saham. Sebelumnya PT Astra International Tbk telah membagikan dividen interim sebesar Rp 27 per saham atau sekitar Rp 1,09 triliun.
Dividen interim itu telah dibayarkan pada 27 Oktober 2020. Dividen yang dibagikan tersebut turun dibandingkan 2019. Perseroan membagikan total dividen sebesar Rp 214 per saham.
Advertisement
"Sehingga, sisanya sebesar Rp87 setiap saham atau seluruhnya berjumlah Rp 3.522.069.123.180, akan dibayarkan pada 25 Mei 2021 kepada Pemegang Saham Perseroan yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan pada 4 Mei 2021 pukul 16:00 WIB," ungkap Head of Corporate Communications Astra International Boy Kelana Soebroto di Jakarta, Kamis (22/4/2021).
Agenda lain dari RUPST, perseroan menetapkan sisa total laba bersih 2020 sebesar Rp11,54 triliun atau tepatnya Rp11.548.897.554.150 sebagai laba ditahan.
Boy mengungkapkan, perseroan memberikan wewenang penuh kepada Direksi Perseroan untuk melaksanakan pembagian dividen tersebut dan untuk melakukan semua tindakan yang diperlukan.
"Pembayaran dividen akan dilakukan dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan pajak, Bursa Efek Indonesia dan ketentuan pasar modal lainnya yang berlaku," tegasnya.
Ia juga mengapresiasi seluruh stakeholders atau pemangku kepentingan atas dukungan penuh yang telah diberikan. Walaupun kinerja usaha Grup perlahan membaik pada beberapa bulan terakhir, prospek kinerja tahun ini masih dibayangi oleh ketidakpastian akibat dampak dari pandemi COVID-19 yang masih berlanjut.
Reporter: Sulaeman
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Kinerja 2020
Sebelumnya, PT Astra International Tbk (ASII) mencatat pendapatan dan laba bersih merosot sepanjang 2020. Hal ini seiring pandemi COVID-19.
PT Astra International Tbk meraup pendapatan Rp 175,04 triliun sepanjang 2020. Pendapatan perseruan turun 26 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 237,16 triliun. Laba bersih merosot 26 persen dari Rp 21,70 triliun pada 2019 menjadi Rp 16,16 triliun.
Laba bersih perseroan belum termasuk keuntungan penjualan saham Bank Permata susut 53 persen dari Rp 21,70 triliun pada 20219 menjadi Rp 10,28 triliun.
Perseroan mendapatkan keuntungan penjualan investasi pada PT Bank Permata Tbk sebanyak Rp 5,88 triliun Laba bersih per saham susut 26 persen menjadi 399 pada 2020 dari periode sama tahun sebelumnya 536.
Beban penjualan perseroan naik dari Rp 9,96 triliun pada 2019 menjadi Rp 11,75 triliun pada 2020. Beban umum dan administrasi perseroan turun dari Rp 14,09 triliun pada 2019 menjadi Rp 13,93 triliun. Penghasilan bunga perseroan tumbuh dari Rp 1,95 triliun pada 2019 menjadi Rp 2,34 triliun pada 2020.
Total liabilitas perseroan turun menjadi Rp 142,74 triliun pada 2020 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 165,19 triliun. Ekuitas perseroan tercatat Rp 195,45 triliun pada 2020 dari 2019 sebesar Rp 186,76 triliun. Perseroan kantongi kas Rp 47,55 triliun pada 2020. Angka ini meningkat dari periode 2019 sebanyak Rp 24,33 triliun.
“Pendapatan dan laba bersih grup Astra (grup) pada 2020 menurun akibat dampak dari pandemi COVID-19 dan upaya penanggulangannya. Grup terus beroperasi di tengah kondisi yang menantang, dan masih terdapat ketidakpastian mengenai kapan pandemi akan berakhir,” ujar Presiden Direktur PT Astra International Tbk, Djony Bunarto Tjondro, dalam keterangan tertulis.
PT Astra International Tbk memperkirakan, kondisi ini akan berlangsung selama beberapa waktu dan masih terlalu dini untuk prediksi dampak pandemi COVID-19 terhadap kinerja grup pada 2021.
Advertisement