Sukses

Aset BCA Tembus Rp 1.090 Triliun

BCA catat total dana pihak ketiga mencapai Rp 849,4 triliun dan deposito berjangka naik menjadi Rp 193,6 triliun.

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) atau BCA membukukan kinerja positif pada kuartal I 2021 dari sisi dana pihak ketiga (DPK). Untuk Current account and savings account (CASA) emiten berkode BBCA ini mengalami kenaikan 15,4 persen Year on Year (YoY) dengan nilai Rp655,8 triliun.

Hal ini mampu berkontribusi bagi kenaikan total dana pihak ketiga sebesar 14,6 persen YoY menjadi Rp849,4 triliun. Sementara itu, BCA mencatat deposito berjangka meningkat 12,2 persen YoY menjadi Rp193,6 triliun.

Ada pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) mendorong total aset tumbuh 12,1 persen YoY menjadi Rp 1.090,4 triliun pada akhir Maret 2021.

"Sejalan dengan perekonomian yang berangsur pulih dari pandemi, BCA tetap optimis dalam memanfaatkan peluang bisnis di seluruh segmen pada tahun ini," kata Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk, Jahja Setiaatmadja, Kamis (22/4/2021).

Tingginya tingkat kepercayaan nasabah serta kuatnya franchise bisnis perbankan transaksi sebagai hasil pengembangan solusi digital secara konsisten, telah memperkokoh kontribusi CASA sebagai dana inti bank.

CASA berkontribusi 77,2 persen dari total dana pihak ketiga. Tak hanya itu, BCA berhasil memproses 40,5 juta transaksi per hari secara rata-rata pada triwulan I 2021. Angka tersebut naik dari 31,5 juta dari periode yang sama tahun lalu.

Hal ini terjadi, seiring dengan pergeseran tren masyarakat ke arah digitalisasi. Tak heran pertumbuhan pesat pada jumlah transaksi melalui mobile dan internet banking juga terjadi.

Solidnya pertumbuhan dana pihak ketiga memungkinkan BCA untuk mencetak pendapatan bunga yang lebih tinggi dari aset treasury, sehingga menyeimbangkan penurunan imbal hasil (yield) dan outstanding kredit yang lebih rendah.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Turunkan Bunga Deposito

Sejalan dengan tren penurunan suku bunga acuan dari Bank Indonesia, BCA mampu menurunkan suku bunga produk deposito, yang mana berdampak pada beban bunga yang lebih rendah.

Oleh karena itu, BCA mampu membukukan pertumbuhan positif pada pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) sebesar 3,3 persen YoY menjadi Rp14,1 triliun.

Di sisi lain, pendapatan non-bunga berkurang menjadi Rp4,9 triliun, atau turun 14,5 persen YoY karena pendapatan non-bunga pada kuartal I tahun lalu. Sebagian besar, hasil ini terjadi karena keuntungan tidak berulang (one-off gain) dari penjualan portofolio reksa dana.

Secara total, pendapatan operasional tercatat sebesar Rp19,1 triliun atau terkoreksi 2,0 per sen YoY, sementara laba bersih tumbuh 7,0 persen YoY menjadi Rp7,0 triliun.

Permodalan BCA tetap berada di posisi yang solid dengan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) tercatat sebesar 24,5 persen, lebih tinggi dari ketetapan regulator, serta likuiditas tetap memadai dengan loan to deposit ratio (LDR) sebesar 65,2 persen.

Rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) terjaga pada tingkat yang bisa ditoleransi sebesar 1,8 persen, dibandingkan triwulan I tahun lalu sebesar 1,6 persen, karena dukungan relaksasi kebijakan restrukturisasi. Normalisasi restrukturisasi kredit akan menjadi salah satu fokus BCA pada tahun 2021.

Sebagai tambahan, rasio pengembalian terhadap aset (return on asset/ROA) tercatat sebesar 3,1 persen, dan rasio pengembalian terhadap ekuitas (return on equity/ROE) sebesar 15,8 persen.   

"Tidak kalah penting, sebagai responsible corporate citizen dan komitmen mendukung nilai Environment, Social and Governance (ESG), BCA senantiasa aktif terlibat dalam kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR), yang berfokus pada pemberdayaan masyarakat, pengembangan budaya, pendidikan, dan kesehatan,” ujar Jahja Setiaatmadja.

Di bidang kesehatan, CSR BCA memberikan donasi kepada puskesmas dan sumbangan masker. BCA juga menerapkan protokol kesehatan dan keselamatan yang ketat bagi para nasabah dan karyawan sejak awal munculnya pandemi.

Dalam mengemban misi sosial, bantuan kemanusiaan disalurkan kepada korban bencana gempa dan banjir yang baru saja terjadi. Pada triwulan I 2021, ‘Desa Pentingsari’ di Yogyakarta diakui sebagai ‘Desa Berkelanjutan’ oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Desa ini merupakan salah satu perwujudan dari kegiatan pemberdayaan masyarakat di bawah program CSR ‘Bakti BCA’.