Sukses

Gelar Rights Issue, Bank Maspion Bakal Perkuat Modal

PT Bank Maspion Tbk menawarkan sebanyak-banyaknya 2,28 miliar saham baru dengan nilai nominal Rp 100 atau sebanyak-banyaknya 33,97 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh.

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Maspion Indonesia Tbk (BMAS) berencana menambah modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue.

PT Bank Maspion Tbk menawarkan sebanyak-banyaknya 2,28 miliar saham baru dengan nilai nominal Rp 100 atau sebanyak-banyaknya 33,97 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh.

Setiap 100 pemegang saham lama yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham perseroan pada 17 Juni 2021 berhak atas satu HMETD.

Pemegang saham utama perseroan yaitu PT Alim Investindo akan melaksanakan HMETD-nya dalam jumlah sebanyak-banyaknya HMETD miliknya sesuai dengan porsi kepemilikan Alim Investindo di perseroan.

Pemegang saham perseroan antara lain PT Alim Investindo sebesar 62,01 persen, Kasikom Bank Public Company Ltd sebesar 9,99 persen, PT Guna Investindo sebesar 5,87 persen, PT Maspion sebesar 12,46 persen dan masyarakat 9,67 persen per 31 Maret 2021.

Sementara itu,  KVision akan melaksanakan seluruh HMETD miliknya jika pembelian saham 30,1 persen telah disetujui oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Pengawas Perbankan.

Sebelumnya, pada 13 April 2020, para pemegang saham PT Bank Maspion Tbk antara lain Alim Investindo, PT Maspion, PT Husin Investama, PT Maspion Investindo beserta dengan lima pemegang saham perseroan dengan Kasikom Vision Company Limited (KVision) telah teken perjanjian jual beli bersyarat (conditional sale and purchase agreement/CSPA) terkait rencana pembelian saham sebesar 30,01 persen.

Saat ini KVision dalam proses fit and proper test (FPT) pada OJK Pengawas Perbankan. Pemegang saham lama yang tidak melaksanakan HMETD akan alami penurunan persentase kepemilikan sahamnya (dilusi) dalam jumlah maksimum sebesar 33,97 persen.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Dana Hasil Rights Issue

Mengutip prospektus singkat di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (24/4/2021), dana hasil rights issue antara lain sekitar 92 persen akan digunakan untuk memperkuat struktur permodalan dalam meningkatkan penyaluran jumlah kredit dan pinjaman. Sedangkan sisanya sekitar 8 persen akan digunakan untuk investasi di infrastruktur teknologi informasi.

Perseroan mengharapkan izin efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 7 Juni 2021.  Tanggal akhir perdagangan saham dengan HMETD atau cum rights di pasar regular dan negosiasi pada 15 Juni 2021 dan pasar tunai pada 17 Juni 2021.

Sementara itu, transaksi mulai perdagangan saham tanpa HMETD atau ex-rights di pasar regular dan negosiasi pada 16 Juni 2021 dan pasar tunai pada 18 Juni 2021. Pencatatan untuk memperoleh HMETD pada 17 Juni 2021.

Untuk distribusi HMETD pada 18 Juni 2021, pencatatan HMETD di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 21 Juni 2021. Periode perdagangan HMETD pada 21-25 Juni 2021, pelaksanaan HMETD pada 21-25 Juni 2021. Lalu periode penyerahan saham hasil pelaksanan HMETD pada 23-28 Juni 2021.

Pembayaran pemesaham saham tambahan pada 28 Juni 2021, penjatahan pemesanan saham tambahan pada 29 Juni 2021, dan pengembangan uang pemesanan tambahan pada 1 Juli 2021.

Pada penutupan perdagangan saham Jumat, 23 April 2021, saham PT Bank Maspion Indonesia Tbk turun 6,75 persen ke posisi Rp 1.520 per saham. Saham BMAS dibuka melemah 30 poin ke posisi Rp 1.600 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 73 kali dengan nilai transaksi Rp 61,9 juta.