Sukses

Sampoerna Agro Catat Penjualan Rp 1,33 Triliun pada Kuartal I 2021

PT Sampoerna Agro Tbk mencatat penjualan Rp 1,33 triliun pada kuartal I 2021. Realisasi penjualan itu tumbuh 47,19 persen.

Liputan6.com, Jakarta - PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) membukukan kinerja positif selama tiga bulan pertama 2021. Hal ini ditunjukkan dari pertumbuhan penjualan dan laba. Kinerja tersebut didukung dari kenaikan volume produksi pada kuartal I 2021.

Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI),  ditulis Senin (26/4/2021), PT Sampoerna Agro Tbk mencatat penjualan Rp 1,33 triliun pada kuartal I 2021. Realisasi penjualan itu tumbuh 47,19 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 903,87 miliar.

Beban pokok penjualan perseroan tumbuh 35,12 persen dari Rp 632,07 miliar pada kuartal I 2020 menjadi Rp 854,08 miliar pada kuartal I 2021.

Hal itu mendorong laba bruto naik 75,24 persen pada kuartal I 2021. Laba bruto tercatat Rp 476,31 miliar dari periode kuartal I 2020 sebesar Rp 271,80 miliar.

Laba usaha mencapai Rp 354,66 miliar pada kuartal I 2021. Perolehan laba usaha tumbuh 301,04 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 88,43 miliar.

Laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk melonjak signifikan dari Rp 423 juta pada kuartal I 2020 menjadi Rp 209,10 miliar pada kuartal I 2021.

Dengan demikian laba per saham dasar yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik menjadi 115 pada kuartal I 2021 dari periode sama tahun sebelumnya 0,2.

Total liabilitas perseroan tercatat turun menjadi Rp 5,59 triliun pada kuartal I 2021 dari periode 31 Desember 2020 sebesar Rp 5,94 triliun.

Ekuitas naik menjadi Rp 4 triliun pada kuartal I 2021. Total aset mencapai Rp 9,59 triliun pada kuartal I 2021. Perseroan kantongi kas Rp 44,9 miliar selama tiga bulan pertama 2021.

Pada penutupan perdagangan saham Jumat, 23 April 2021, saham PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) tercatat naik 4,86 persen ke posisi Rp 1.835 per saham.

Saham SGRO dibuka turun 15 poin ke posisi Rp 1.735 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 278 kali dengan nilai transaksi Rp 771,2 juta.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 3 halaman

Faktor Pendukung Kinerja Kuartal I 2021

Perseroan menyatakan optimistis dengan kinerja 2021 yang tiba pada awal 2021 dengan hadirnya lonjakan volume produksi perseroan pada kuartal 1 2021 jika dibandingkan dengan periode sama tahun lalu. Hal ini terjadi di tengah sentimen positif pasar komoditas sawit.

Hal ini mendorong perseroan membukukan tingkat profitabilitas yang tinggi, mendekati level yang dicatatkan pada era lonjakan komoditas yang terjadi pada 2010/2011.

Total produksi tandan buah segar (TBS) perseroan pada kuartal I 2021 mencapai 495.573 ton atau naik 35 persen dibandingkan kuartal I 2020. Nilai tersebut merupakan produksi kuartal I tertinggi sepanjang sejarah SGRO.

Lonjakan terbesar terjadi di regional Sumatera Selatan yang mencatat peningkatan produksi TBS sebesar 54 persen menjadi 320.591 ton, sedangkan regional Kalimantan mencatat kenaikan sebesar 10 persen menjadi 174.982 ton.

Pada saat yang sama, jumlah panen pada kebun inti perseroan berkontribusi sebesar 62 persen dari total produksi TBS pada periode tersebut, naik 30 persen mencapai 309.100 ton.

Total penjualan pada kuartal I 2021 mencapai Rp1,33 triliun, meningkat 47 persen dibanding kuartal I 2020.

Lonjakan tersebut sebagian besar dipicu minyak sawit yang menyumbang 83 persen dari total penjualan dalam periode kuartal I 2021.

3 dari 3 halaman

Total Volume Penjualan

Total volume penjualan minyak sawit Perseroan mencapai 114.828 ton atau meningkat sebesar 37 persen dibanding kuartal I 2020, dengan harga jual rata-rata tertinggi yang pernah dicatatkan Perseroan yaitu Rp9.587 per kg—lebih tinggi 5 persen dibanding 1Q20.

Nilai penjualan minyak sawit pada kuartal I 2021 juga meningkat sebesar 44 persen dibandingkan kuartal I 2020 mencapai Rp1,10 triliun.

"Lonjakan nilai penjualan di 1Q21 memungkinkan Perseroan untuk membukukan margin usaha yang jauh lebih tinggi. Margin laba kotor dan margin EBITDA dalam periode tersebut merupakan yang tertinggi dalam beberapa tahun terakhir, masing-masing 35,8 persen dan 33,7 persen, atau secara signifikan lebih tinggi dari rata-rata 5 tahunnya yang sebesar 23,1 persen dan 24 persen," lanjut Budi.

Sampoerna Agro juga telah menyelesaikan tahap kedua penerbitan obligasi dan sukuk yang berhasil meraup dana tambahan sekitar Rp570 miliar pada Maret 2021. Sama seperti pada tahap pertamanya pada tahun lalu, penerbitan ini terdiri dari dua seri yaitu dengan tenor 3 tahun dan 5 tahun yang digunakan untuk menata ulang profil struktur utang perusahaan.

Bedanya, kali ini versi sukuk mendominasi obligasi sekitar 2: 1. Dengan begitu, total rasio utang dibanding modal bersih Perseroan melanjutkan penurunannya pada akhir Maret menjadi 0,83x, dari sebelumnya 0,98x pada Desember lalu.