Liputan6.com, Jakarta - PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA), perusahaan yang bergerak di bidang mobilitas, logistik dan penunjangnya akan menerbitkan obligasi konversi melalui penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue.
Aksi korporasi tersebut sedang dalam proses pengajuan persetujuan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Bagi setiap pemegang 453 saham lama yang tercatat pada 14 Juni 2021, berhak memperoleh 80 hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) baru atau rights issue.
Baca Juga
Setiap satu HMETD memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli satu obligasi konversi pada harga pelaksanaan Rp 1.200 per saham.
Advertisement
Obligasi konversi ini akan dapat dikonversi sejak tanggal emisi sesuai usulan jadwal yang sedang diajukan persetujuannya hingga sebelum tanggal jatuh tempo pada 25 Juni 2023 atau selama periode dua tahun.
Jumlah obligasi konversi yang ditawarkan sebanyak 600 juta dan bersifat zero coupon serta diterbitkan tanpa warkat (scripless).
"Melanjutkan rencana kami pada akhir 2020 lalu, ASSA berencana menerbitkan convertible bond dengan menggunakan laporan keuangan per 31 Desember 2020,” ujar Presiden Direktur PT Adi Sarana Armada Tbk, Prodjo Sunarjanto seperti dikutip dari keterangan tertulis, Selasa (27/4/2021).
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Rencana Penggunaan Dana
Sebagian besar dana yang terkumpul atau sekitar 90,38 persen akan digunakan untuk melunasi dan membayar sebagian pinjaman diambil pada 2019. Pinjaman itu untuk investasi awal di bisnis kurir (Antereja) serta akuisisi JBA di bisnis lelang otomotif.
Sekitar 7,01 persen dari target dana akan digunakan untuk menambah modal kerja, serta sisanya sekitar 2,62 persen akan digunakan sebagai setoran untuk modal pengembangan usaha baru di bidang jasa pergudangan (Titipaja).
Titipaja, bisnis persewaan gudang bersama yang di dunia logistic dikenal sebagai e-fulfillment centre. Pelanggannya adalah para penjual barang di platform e-commerce, sosial commerce dan perusahaan consumer goods yang saat ini berubah landscapenya. Perusahaan mulai banyak distribusikan sebagian produknya langsung kepada end-customer dengan memakai jasa pengantaran Anteraja.
Melalui aksi korporasi ini, perseroan berharap dapat mengumpulkan dana Rp 720 miliar. Untuk obligasi konversi yang tidak diambil oleh para pemegang saham perseroan akan diambil alih oleh International Finance Corporation (IFC) yang merupakan anggota World Bank Group.
Advertisement
IFC Jadi Pembeli Siaga
IFC dalam hal ini bertindak sebagai pembeli siaga dalam pelaksanaan rights issue. Bagi pemegang saham yang tidak melaksanakan haknya, kepemilikan sahamnya akan terdilusi maksimal sebesar 15,01 persen setelah periode rights issue.
Apabila pemegang Obligasi Konversi tidak mau menukarkannya menjadi saham pada tanggal jatuh tempo, ASSA akan melunasi Nilai Pokok Obligasi Konversi ditambah dengan Yield to Maturity sebesar 3,5 persen per tahun, ditambah 1 persen dari Nilai Pokok Obligasi Konversi pada saat tanggal jatuh tempo.
“Harapan kami jika rencana penambahan modal melalui convertible bond di rights issue ini bisa berjalan baik, maka bisnis ASSA akan semakin berkembang dan terus mewujudkan strategi kami ke arah Sharing Economy dan Tech-Based Business sebagai kelanjutan inisiatif kami di tahun-tahun sebelumnya," ujar dia.
Selain itu, Prodjo menambahkan, pihaknya akan terus mengutamakan aspek Environment, Social dan Governance (ESG) dalam seluruh aktivitas operasional, salah satunya dengan mendorong pemanfaatan green energy di seluruh pilar bisnisnya.