Sukses

Kimia Farma Bidik Pendapatan Rp 11,27 Triliun pada 2021

Pada 2023, PT Kimia Farma Tbk (KAEF) menargetkan menjadi perusahaan farmasi terbesar di Indonesia dan menjadi intergrated digital healthcare leader di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - PT Kimia Farma Tbk (KAEF) optimistis kinerja perusahaan akan lebih baik pada 2021. Tak heran, emiten berkode KAEF tersebut menargerkan adanya pertumbuhan pendapatan.

Direktur Utama PT Kimia Farma Tbk, Verdi Budidarmo optimistis pihaknya mampu membukukan pendapatan hingga Rp11,27 triliun sepanjang 2021.

"Untuk target pendapatan di tahun 2021 sebesar Rp 11,27 triliun. Ada beberapa sektor potensial, terutama yang berkaitan dengan Covid-19," katanya secara virtual, Rabu (28/4/2021).

Lebih banyak, Verdi menyebut, jasa layanan klinik diagnostik menjadi salah satu sektor yang diandalkan. Hal ini tak terlepas dari vaksinasi yang gencar dilakukan pemerintah saat ini.

"Di mana sektor potensialnya ialah jasa layanan klinik diagnostik terutama terkait jasa covid dan vaksinasi, juga beberapa segmen bisnis lainnya ialah di segmen retail dan disribusi serta di manukfaktur," ujarnya.

Dalam menjalankan kegiatan usaha, perusahaan pelat merah ini juga memiliki aspirasi yang dibuat untuk jangka waktu lima tahun ke depan.

"Saat ini Kimia Farma menjadi anggota holding BUMN Farmasi dan berada di urutan ke lima perusahaan farmasi di Indonesia serta memiliki jaringan layanan kesehatan terbesar dan terintergrasi," ujar dia.

Pada 2023, PT Kimia Farma Tbk menargetkan menjadi perusahaan farmasi terbesar di Indonesia dan menjadi intergrated digital healthcare leader di Indonesia. Tak hanya itu persahaan juga akan mengimplementasi digitalisasi dalam operasional.

"Di tahun 2025 kita menargetkan menjadi top regional company, top of mind kategori kesehatan dan wellness serta healthcare e-commerse market leader," tuturnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Kimia Farma Tebar Dividen

Sebelumnya, PT Kimia Farma Tbk (KAEF) siap membagikan dividen kepada para pemegang saham.  Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) telah ditetapkan laba bersih yang dapat diatribusikan mencapai Rp17,63 miliar.

"Dalam mata acarA ketiga, di mana Perseroan menyetujui penetapan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk untuk tahun 2020 sebesar Rp17,63 miliar," kata Direktur Utama PT Kimia Farma Tbk, Verdi Budidarmo, Rabu, 28 April 2021.

Dari laba bersih yang ditetapkan, Verdi menyebut,  pembagian dividen yang akan dilakukan sebesar 40 persen atau Rp7,05 miliar. "Sisanya 60 persen atau Rp10,58 miliar telah ditetapkan sebagai cadangan," ujarnya.

Terkait jadwal dan tata cara pembagian dividen, perusahaan pelat merah tersebut memberikan wewenang dan kuasa kepada para direksi.

"Memberikan wewenang dan kuasa kepada direksi perseroan dengan hak subsitusi untuk menetapkan jadwal dan tata cara pembayaran dividen ntahun buku 2020 sesuai ketentuan yang berlaku," tutur Verdi.

PT Kimia Farma Tbk berhasil membukukan pertumbuhan penjualan sebesar 6,44 persen dibandingkan dengan 2019. Peningkatan tersebut ditopang oleh peningkatan segmen distribusi sebesar Rp814,68 miliar atau meningkat 26,81 persen dari tahun sebelumnya Rp3.038,93 miliar.

Selain itu, segmen lainnya yaitu jasa layanan klinik kesehatan dan laboratorium klinik meningkat 316,71 persen dari Rp182,04 miliar pada 2019 menjadi Rp758,58 miliar pada 2020. Laba usaha Perseroan mengalami pertumbuhan sebesar 30,17 persen menjadi sebesar Rp653,02 miliar dibandingkan 2019.

EBITDA Perseroan juga mengalami pertumbuhan sebesar 31,35 persen jika dibandingkan dengan EBITDA tahun 2019. Secara rasio EBITDA margin mengalami pertumbuhan 1,74 persen dari 7,40 persen pada 2019 menjadi 9,14 persen pada 2020.

Hal ini menunjukkan pertumbuhan kinerja Perseroan masih terjaga meskipun berada di situasi perekonomian yang tidak menentu.

Â