Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan investasi Warren Buffett, Berskhire Hathaway kembali mencatat laba bersih pada kuartal I 2021. Perusahaan Warren Buffett ini melaporkan kerugian hampir USD 50 miliar pada kuartal I 2020 karena pandemi COVID-19.
Berkshire Hatway mencatat laba bersih USD 11,7 miliar atau sekitar Rp 169,08 triliun (asumsi kurs Rp 14.452 per dolar Amerika Serikat) dan laba operasi USD 7 miliar atau sekitar Rp 101,16 triliun.
Advertisement
Baca Juga
Dalam dokumen yang disampaikan kepada otoritas bursa Amerika Serikat atau the Securities and Exchange Commission, Berkshire Hathaway mengatakan, pendapatan di sektor manufaktur, jasa dan bisnis ritel mengalami pemulihan yang signifikan selama beberapa bulan terakhir seiring ekonomi kembali dibuka.
Mengutip laman CNN, Minggu (2/5/2021), Berkshire Hathaway terus mengumpulkan dana untuk membeli kembali atau buyback saham ketimbang memakai uang tunai untuk akuisisi.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Buyback Saham USD 6,6 Miliar
Berkshire Hathaway menghabiskan hampir USD 6,6 miliar atau sekitar Rp 95,38 triliun untuk membeli kembali saham kelas A yang lebih mahal serta saham kelas B yang lebih terjangkau pada kuartal I.
Bahkan setelah pembelian saham itu, kas perseroan sangat besar. Perseroan mencatat kas USD 145,4 miliar atau sekitar Rp 2.101 triliun di neracanya, angka ini naik dari akhir 2020 sebesar USD 138,3 miliar.
Saham Berkshire kelas A berada di posisi USD 412.500, sedangkan saham kelas B berada di bawah USD 275 pada perdagangan saham Jumat, 30 April 2021. Dua saham Berkshire tersebut naik hampir 20 persen sepanjang tahun berjalan 2021.
Akan tetapi, sejumlah pakar investasi bertanya-tanya apakah Buffett telah kehilangan sentuhan ajaibnya. Berkshire meski bertaruh pada saham teknologi Apple dan Amazon selama beberapa tahun terakhir, belakangan ini telah tertinggi. Saham Berkshire naik sekitar 90 persen dalam lima tahun terakhir, sementara indeks saham S&P 500 naik lebih dari dua kali lipat dan Nasdaq melonjak hampir 200 persen.
Advertisement