Liputan6.com, Jakarta - Emiten pertambangan batu bara, PT Indika Energy Tbk (INDY) melihat potensi peningkatan kinerja pada 2021. Hal tersebut merujuk pada tren kenaikan harga batu bara yang diperkirakan berada di kisaran USD 42,2 juta.
Direktur PT Indika Energy Tbk, Retina Rosabai menyebutkan, faktor eksternal dan internal akan pengaruhi kinerja pada 2021. Faktor eksternal yakni terkait harga batu bara yang menunjukkan tren kenaikan.
Untuk indeks Newcastle, harga rata-rata batu bara hingga April 2021 mencapai USD 88 per ton dibandingkan dengan USD 6,7 pada 2020. Sementara untuk indeks ICI-4 sudah mencapai USD 43 per ton dibandingkan USD 29 pada 2020.
Advertisement
Baca Juga
Retina mengatakan, hal ini disebabkan oleh peningkatan permintaan seiring dengan perbaikan aktivitas ekonomi di negara importir batu bara.
"Apabila harga batu bara akan stay at this level (tren peningkatan), pasti kinerja selanjutnya jauh lebih baik dibandingkan dengan tahun lalu," ujar Retina Rosabai dalam paparan publik, Senin (3/5/2021).
Sedangkan faktor internal yakni termasuk efisiensi biaya yang kini dilakukan perseroan dan berhasil untuk menekan kerugian kuartal I 2021.
PT Indika Energy Tbk berhasil memangkas rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD 9,36 juta pada kuartal I 2021, menyusut dibandingkan dengan rugi kuartal I 2020 sebesar USD 21,02 juta.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Gerak Saham INDY
Pada penutupan perdagangan saham, Senin, 3 Mei 2021, saham PT indika Energy Tbk (INDY) turun 1,76 persen ke posisi Rp 1.395 per saham.
Saham INDY dibuka naik 10 poin ke posisi Rp 1.430 per saham. Saham INDY bergerak di kisaran Rp 1.390-Rp 1.400 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 1.772 kali dengan nilai transaksi Rp 8,7 miliar.
Advertisement