Liputan6.com, Jakarta - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) atau disebut PGN sebagai subholding gas PT Pertamina Persero berkomitmen terus mengoptimalkan penyaluran gas bumi di masa pemulihan ekonomi nasional saat ini. Hal ini ditunjukkan dari kinerja penjualan gas bumi selama kuartal I 2021.
Pada kuartal I 2021, PGN membukukan pendapatan sebesar USD 733,15 juta. Angka ini turun dari periode sama tahun sebelumnya USD 873,80 juta.
Dari pendapatan tersebut, PGN mencatat laba operasi sebesar USD 95,90 juta dan EBITDA sebesar USD 191,24 juta. PGN meraih peningkatan laba distribusikan ke pemilik entitas induk menjadi USD 61.5 juta atau Rp 870 miliar (kurs IDR/USD: Rp 14.147) pada kuartal I 2021, meningkat dibandingkan periode sama pada kuartal I 2020 sebesar USD 47,7 juta.
Advertisement
Pencapaian rata-rata penjualan gas bumi grup PGN hingga Maret 2021 sebesar 916 BBTUD atau meningkat 7, 86 persen di atas target kuartal I 2021.
Adapun rinciannya, penjualan gas di PGN sebesar 835 BBTUD dan PT Pertagas sebesar 81 BBTUD. Peningkatan didorong oleh pertumbuhan konsumsi gas bumi karena operasional pelanggan mulai naik di sektor pembangkit listrik dan industri retail. Saat ini PGN telah melayani lebih dari 495.000 pelanggan di sektor rumah tangga, UMKM, industri, dan pembangkit listik.
Adapun posisi keuangan konsolidasian PGN per 31 Maret 2021, tetap menunjukkan posisi keuangan yang terjaga dengan total aset sebesar USD 7,52 miliar, total liabilitas USD 4,50 miliar, dan total ekuitas USD 3,02 miliar serta rasio lancar (perbandingan aset lancar dengan liabilitas jangka pendek) sebesar 1,8 kali. Hal ini menunjukkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya masih baik.
Perseroan mengungkapkan pada kuartal I 2021, PGN masih menghadapi ketidakpastian kondisi global dan nasional akibat pandemi COVID 19, namun PGN tetap dapat menjaga kinerja melalui upaya-upaya strategis yang diambil oleh Perseroan.
Melihat prospek permintaan gas bumi yang masih menjanjikan ke depan, sesuai studi diperkirakan akan ada peningkatan permintaan sampai sekitar 550 juta ton per tahun pada 2030. PGN akan berupaya untuk meningkatkan ekspansi bisnis LNG termasuk LNG Retail.
"PGN memiliki tanggung jawab besar dalam mengelola bisnis gas nasional untuk memenuhi kebutuhan gas domestik. LNG akan berperan semakin besar untuk menjaga kehandalan pasokan gas untuk konsumen," seperti dikutip dari keterangan tertulis, ditulis Selasa (4/5/2021).
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
PGN Bangun Infrastruktur
PGN akan membangun infrastruktur dan aset-aset yang dibutuhkan untuk mengelola LNG retail. Untuk pasar domestik, bisnis LNG akan memiliki kontribusi besar melalui proyek konversi BBM ke LNG untuk pembangkit listrik PLN dan wilayah-wilayah yang belum terjangkau pipa gas khususnya di wilayah timur Indonesia.
Untuk pasar luar negeri, perusahaan juga tengah melakukan pendekatan dengan pemain LNG di negara-negara target yaitu Filipina, Myanmar, Vietnam dan Thailand.
"Selain potensi bisnis LNG, PGN akan berperan aktif mendukung program RDMP Kilang salah satunya dengan membangun fasilitas Small Land-Based LNG Regasification Terminal di Cilacap yang diestimasikan dapat menghasilkan volume ramp up sampai dengan 111 MMSCFD,” demikian mengutip keterangan tertulis.
Dalam jangka menengah, PGN tengah membangun infrastruktur Pipa Gas Senipah-Balikpapan untuk memenuhi kebutuhan Kilang Balikpapan.
Pipa Senipah-Balikpapan diestimasikan dapat mendukung penyaluran gas yang efisiensi untuk kilang dengan volume ramp up sampai 194 MMSCFD. Kedua infrastruktur gas untuk Kilang tersebut ditargetkan selesai pada tahun 2023.
"PGN juga berupaya melakukan efisiensi beban operasional di berbagai proses bisnis. Selain itu untuk menjaga likuiditas perusahaan manajemen mengambil kebijakan realisasi capital expenditure (CAPEX) dilakukan secara selektif/prioritisasi,”
Grup PGN pada 2021 juga akan menyelesaikan pembangunan Pipa Minyak Rokan sepanjang ± 367 KM dengan diameter 4-24 inchi di koridor Minas-Duri-Dumai dan Koridor Balam-Bangko-Dumai, wilayah kerja Rokan.
Diharapkan proyek tersebut akan menjadi salah satu sumber pendapatan jangka panjang yang berpotensi menyalurkan minyak 200.000 - 265.000 BPOD dan tentunya merupakan komitmen dalam menjaga efisiensi penyaluran salah satu backbone migas nasional.
PGN juga terus melakukan evaluasi terhadap pembiayaan proyek-proyek infrastruktur yang sedang direncanakan maupun sudah dibangun. Langkah ini dilakukan untuk memastikan bahwa setiap proyek mampu meraih skala ekonomi yang optimal dengan pembiayaan yang efisien.
“Gejolak perekonomian yang dipicu oleh pandemi COVID-19 yang terjadi sejak awal 2020 telah mengajarkan PGN untuk tetap fokus memperkuat fundamental bisnis. Namun, kami optimis mampu melewati berbagai tantangan ini dan menjadikan PGN semakin kuat di masa depan,” demikian mengutip keterangan tertilis.
Advertisement