Liputan6.com, Jakarta - Verizon Communications Inc setuju menjual divisi media-nya termasuk di dalamnya ada Yahoo dan AOL ke Apollo Global Management Inc senilai USD 5 miliar atau sekitar Rp 72,18 triliun.
Dengan demikian Verizon Communications Inc melepas merek yang pernah dominan seperti AOL dan Yahoo. Verizon menyatakan, unit tersebut akan dikenal sebagai Yahoo setelah transaksi tersebut akan selesai pada semester II 2021.
Guru Giwrappan akan tetap sebagai Chief Executive Officer grup media. Verizon akan mempertahankan 10 persen saham dalam bisnis tersebut. Dengan penjualan tersebut, Verizon melepas sisa upaya ambisiusnya tetapi ganggu periklanan online.
Advertisement
Tahun lalu, raksasa telekomunikasi itu menjual layanan berita HuffPost online kepada BuzzFeed Inc. Pada 2019, perseroan juga menjual platform blog Tumblr. Demikian dilansir dari yahoo finance,Rabu (4/5/2021).
Prioritas perseroan saat ini adalah bisnis nirkabelnya dan pembangunan jaringan bernilai miliaran dolar AS untuk layanan 5G. Investasi Verizon dalam iklan online tidak pernah benar-benar membuahkan hasil.
Verizon Communications Inc akuisisi AOL sebesar USD 4,4 miliar pada 2015. Tim Amstrong, Head of AOL mengatakan, pihaknya ingin membangun "rumah merek” di Verizon. Pada 2017, perseroan membeli Yahoo senilai USD 4,5 miliar, dan bertaruh 1 miliar lebih penggunanya akan menjadi audience yang subur untuk iklan online.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Saham Verizon Menguat
Namun, pada 2018, setelah Hans Vestberg mengambilalih posisi sebagai CEO Verizon, perusahaan menghapus lebih dari USD 4 miliar kepemilikan di medianya atau kira-kira setengah dari nilai bisnis tersebut dan mengganti nama divisi grup media Verizon.
Media Verizon memiliki lebih dari selusin merek online. Portofolionya mencakup TechCrunch, Ryot, Built By Girls, dan Flurry. Divisi tersebut mencatat pendapatan kuartal I 2019 sebesar USD 1,9 miliar atau naik 12 persen dari tahun sebelumnya.
Saham Verizon naik 0,7 persen menjadi USD 58,18 pada Senin pagi. Saham Verizon telah turun 1,6 persen dalam empat bulan pertama 2021 dibandingkan dengan indeks saham S&P 500 sekitar 11 persen.
Advertisement