Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi bergerak di zona hijau pada perdagangan saham Rabu, (5/5/2021). Rilis data pertumbuhan ekonomi kuartal I 2021 akan mempengaruhi laju IHSG.
CEO PT Indosurya Bersinar Sekuritas, William Suryawijaya menuturkan, IHSG sedang berusaha keluar dari rentang konsolidasi wajar.
Ia menilai, jika level resistance IHSG terdekat dapat ditembus dalam waktu dekat, IHSG masih berpeluang melanjutkan kenaikan jangka pendek.
Advertisement
Selain itu, BPS juga akan mengumumkan PDB kuartal I 2021. PDB kuartal I 2021 diprediksi minus 0,5 persen. William menilai, pertumbuhan ekonomi masih akan menunjukkan stabil dan mewarnai pergerakan IHSG. “IHSG berpotensi bergerak dalam zona hijau. IHSG bergerak di kisaran 5.827-6.088,” ujar dia dalam catatannya.
Demikian juga dikatakan Analis PT MNC Sekuritas Herditya Wicaksana. Ia menuturkan, rilis data PDB akan mempengaruhi pergerakan IHSG ke depan.
Ia menilai, pertumbuhan ekonomi yang tergolong baik, secara makro ekonomi Indonesia masih dapat dikatakan baik sehingga berdampak terhadap pasar modal. Hal ini dapat mendorong aliran dana ke pasar modal baik dari domestik dan asing.
"Secara YoY menurut konsensus masih dalam zona negatif, namun sudah relatif mengecil. Hal ini berarti PDB kuartal I diperkirakan bertumbuh," kata dia saat dihubungi Liputan6.com.
Herditya mengatakan, secara teknikal IHSG berpeluang menguat, meski belum ada tanda yang cukup kuat. IHSG akan menguji area 5.917-5.930 dahulu. Bila IHSG sanggup bertahan di atas 5.883, diperkirakan IHSG berpeluang menguat kembali ke area 6.020-6.030.
“IHSG akan bergerak di kisaran support 5.880-5.735 dan resistance 6.115-6.230,” ujar dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Saham Pilihan
Untuk pilihan saham yang dapat dicermati pelaku pasar, Herditya memilih saham PT London Sumatra Tbk (LSIP), PT Timah Tbk (TINS), PT United Tractors Tbk (UNTR), dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).
Sedangkan William memilih saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), BBCA, PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), BBNI, PT Astra International Tbk (ASII), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Jasa Marga Tbk (JSMR), dan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA).
Advertisement