Liputan6.com, Tokyo - Perusahaan raksasa rokok Philip Morris mengatakan akan menghentikan rokok konvensional di Jepang dalam waktu 10 tahun.
Pada 2016, Philip Morris mengumumkan akan mengganti rokok konvensional dengan produk alternatif yang aman, dan ini pertama kali perseroan memberikan waktu yang jelas.
"Kami ingin Jepang menjadi pasar pertama untuk penghapusan tersebut. Perseroan akan mewujudkan masyarakat bebas rokok di Jepang dalam 10 tahun," ujar CEO Philip Morris Jacek Olczak dalam wawancara dengan Nikkei dilansir dari Channel News Asia, Sabtu (8/5/2021).
Advertisement
Philip Morris International bertaruh pada IQOSnya, sejenis rokok pendek yang dimasukkan ke dalam alat yang memanaskan tembakau dan mengeluarkan uap. Olczak menuturkan, pihaknya berencana memperkenalkan perangkat menggunakan teknologi baru.
Jepang dianggap sebagian orang sebagai surga bagi perokok. Rokok hanya sekitar 450-570 yen per bungkus dan memiliki label peringatan kesehatan sederhana. Meski demikian, penggunaan tembakau di Jepang telah menurun sejalan dengan tren global yang lebih luas.
Selain itu, berdasarkan undang-undang yang mulai berlaku pada 2020 menyalakan rokok biasa dilarang di sebagian besar restoran. Merokok di jalan dilarang, dan di bayanyak tempat di bawah peraturan lokal memberlakukan denda besar bagi pelanggarnya.
Pemerintah Jepang memperoleh miliaran dolar AS setiap tahun dari pendapatan pajak rokok, dan memiliki sepertiga saham di Japan Tobacco, perusahaan rokok terbesar ketiga di dunia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Philip Morris Angkat CEO Baru
Sementara itu, Philip Morris International (PMI) memutuskan mengangkat Jacek Olczak sebagai Chief Executive Officer (CEO) dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) pada 5 Mei 2021.Sedangkan Andre Calantzopoulos yang menjadi CEO pada 2013 diangkat sebagai Executive Chairman.
Olczak berkomitmen mempercepat transmisi bebas asap PMI yang diumumkan pada 2016. Perusahaan fokus mengembangkan, mendukung secara ilmiah dan mengomersialkan secara tanggung jawab produk bebas asap yang tidak terlalu berbahaya untuk mengganti rokok secepat mungkin.
"Saya bersemangat untuk memimpin PMI saat kami mempercepat transformasi menjadi perusahaan bebas rokok. PMI adalah pemimpin industri di inovasi ilmiah, dan ambisi kami adalah lebih dari separuh jaringan kami, pendapatan akan datang dari produk bebas asap pada 2025. Portofolio kami yang terus berkembang akan mendorong masa depan jangka panjang kami," ujar dia dilansir dari Bloomberg.
Ia menuturkan, pihaknya akan bersandar pada penelitian ilmiah dan keahlian memakai keterampilan kolektif dan imajinasi untuk berinovasi di luar kemampuan portofolio yang ada serta jelajahi area baru pengembangan.
Sebelum menjabat sebagai CEO, ia memulai karier di PMI pada 1993. Ia mengawali karier di posisi bidang keuangan dan manajemen umum di seluruh Eropa termasuk Direktur Pelaksana di Polandia dan Jerman.
Ia juga pernah menjadi Chief Financial Officer pada 2012 hingga 2018. Kemudian pemegang gelar master dari Universitas Lodz Polandia menjabat sebagaii Chief Operating Officer.
Advertisement