Liputan6.com, Jakarta - Pengamat menilai Telkomsel menambah investasi sebesar USD 300 juta atau setara Rp 4,2 triliun di Gojek akan berdampak positif bagi grup Telkom. Hal tersebut dinilai dapat berdampak positif untuk terhadap kinerja dan saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM).
Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute, Heru Sutadi menuturkan, investasi Telkomsel ke Gojek sebagai strategi diversfikasi investasi. Namun, ia mengingatkan investasi tersebut perlu dioptimalkan agar bisnis Telkomsel berdampak positif dari investasi ke Gojek.
"Tinggal bagaimana investasi menjadi optimal bukan hanya bagi Gojek tapi juga bagi Telkomsel,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com lewat pesan singkat, ditulis Rabu (12/5/2021).
Advertisement
Baca Juga
Ia menambahkan, dari investasi tersebut perlu ditemukan potensi yang perlu dioptimalkan antara Telkomsel dan Gojek. Heru menilai, hal tersebut bisa terkait komunikasi, big data dan artificial intelligence (AI) serta banyak lagi teknologi yang dikuasai Telkomsel.
"Kalau bisa dioptimalkan akan mendukung kinerja Telkomsel dalam memasuki layanan dan pasar baru. Kalau Telkomsel meningkat otomatis berimbas ke Telkom,” ujar dia.
Heru menambahkan, ada investasi Telkomsel ke Gojek menjadi sentimen positif untuk saham Telkom. Hal ini mengingat portofolio bisnis Telkom bertambah bukan hanya telekomunikasi tetpai juga ke superapps yang kini sudah decacorn.
Selain sentimen" itu, pemulihan ekonomi nasional juga akan bergerak seiring investasi tersebut bergerak ke sektor riil yang melibatkan UMKM dan mitra driver.
"Kalau saham, di masa penggelontoran investasi pertama 2020 lalu, saham Telkom menguat sehingga bukan tidak mungkin ini juga akan menguat,” kata dia.
Sebelumnya Telkomsel kucurkan dana USD USD 150 juta atau Rp 2,1 triliun untuk Gojek pada 2020. Hal itu digunakan untuk akselerasi transformasi digital di Indonesia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Bakal Berdampak Positif ke Telkom
Hal senada dikatakan Head of Research PT Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi. Ia menuturkan, investasi anak usaha Telkom ke Gojek memberikan dampak positif bagi perseroan ke depan.
Akan tetapi, pergerakan saham Telkom yang melemah, menurut Lanjar karena faktor perang harga di industri telekomunikasi yang semakin ketat. Ini ditunjukkan dengan para emiten yang berlomba menawarkan produk unlimited dengan harga lebih murah.
Mengutip data RTI, saham TLKM melemah 3,93 persen ke posisi Rp 3.180 per saham sepanjang tahun berjalan 2021. Saham TLKM berada di posisi terendah Rp 3.040 dan tertinggi Rp 3.640. Total frekuensi perdagangan saham 1.610.310 kali dengan nilai transaksi Rp 38,8 triliun.
"Hal ini dapat mempengaruhi ARPU (average revenue per user) dan nantinya akan berpengaruh juga untuk pendapatan perusahaan," kata dia.
Lanjar menambahkan, di sisi lain daya beli masyarakat yang belum pulih juga turut menjadi tantangan para operator seluler saat ini.
Lanjar menuturkan, pihaknya masih melihat prospek yang positif untuk Telkom. Terutama kalau dilihat dari bisnis Indihome yang cukup signifikan, dan kontribusi Indihome pada total pendapatan Telkom juga terus meningkat.
"Kami masih merekomendasikan buy untuk Telkom dengan target 4.030," ujar dia.
Advertisement