Sukses

Astra International: Ada Insentif Dorong Kenaikan Permintaan Mobil

Dari data penjualan mobil Astra, Tira mengaku kondisi yang terjadi saat ini lebih kondusif dibandingkan tahun sebelumnya.

Liputan6.com, Jakarta - Mendapat sejumlah insentif dari pemerintah, PT Astra International Tbk (ASII) mengakui adanya kenaikan penjualan kendaraan termasuk mobil pada Lebaran tahun ini. 

Selain insentif pemerintah, Head of Investor Relations Astra International Tira Ardianti menegaskan bila tahun ini  kinerja pabrik beroperasi lebih optimal dibandingkan tahun lalu.

"Ada (peningkatan) jika dibandingkan dengan Lebaran tahun lalu karena tahun lalu PSBB mulai diterapkan pada bulan Maret 2020, sehingga pada April dan Mei di 2020, pabrik pabrik otomotif harus berhenti beroperasi, dan dealers otomotif banyak yang harus menutup operasinya," ujar dia kepada Liputan6.com, ditulis Jumat, (14/5/2021).

Dari data penjualan mobil Astra, Tira mengaku kondisi yang terjadi saat ini lebih kondusif dibandingkan tahun sebelumnya.

"Memasuki tahun 2021, situasi bisnis lebih kondusif, dan insentif PPNBM mendorong kenaikan tingkat permintaan kendaraan," ujarnya.

Dari data yang dirilis, penjualan mobil Astra International pada April 2021 mencapai 41.676 unit secara whosales (pabrik ke dealer). Jumlah tersebut mengalai peningkatan hingga 996 persen secara year on year (yoy) karena periode yang sama tahun lalu Astra hanya menjual 3.804 unit.

Untuk empat bulan pertama tahun ini, penjualan mobil Astra juga mengalami lonjakan hingga 5,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pada 2021 perseroan berhasil menjual 140.529 unit mobil, sedangkan tahun lalu 133.547 unit.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Gerak Saham ASII

Saham PT Astra International Tbk (ASII) justru melemah di tengah data lonjakan penjualan mobil pada April 2021. Tercatat saham ASII merosot 2,79 persen ke posisi Rp 5.225 per saham pada Selasa, 11 Mei 2021.

Saham ASII sempat dibuka naik 25 poin ke posisi Rp 5.400 per saham. Saham ASII bergerak di kisaran Rp 5.175-Rp 5.425. Total frekuensi perdagangan saham 11.582 kali dengan nilai transaksi Rp 258,2 miliar.